Toponimi Samboenggiri.
Oleh Dato’ Akhmad Elvian, DPMP*), Sejarawan dan Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia.
BANGKA, Actadiurma.id – Samboenggiri atau dalam ejaan baru disebut Sambung Giri, terletak di distrik Merawang merupakan satu situs bersejarah yang menjadi saksi pertempuran hebat menghalau serangan Bajak Laut.
Bukit dengan ketinggian 203 meter dpl, terdiri atas Sambung Giri Laki dan Sambung Giri Bini. Bukit ini secara geografis berbatasan pada sisi Utara dengan wilayah Lubuk Kelik, pada sisi Timur berbatasan dengan wilayah Kongpoi, dan pada sisi Selatan berbatasan dengan wilayah Merawang Lama, Lipak, Jurung dan Sinlie, serta pada sisi bagian Barat berbatasan dengan wilayah Lokiufun dan Sinkiufun atau dulu dikenal dengan Lembah Tjengal yang merupakan pusat penambangan Timah besar masa Depati Bahrin dan Depati Amir.
Toponimi Sambunggiri berasal dari kata “Sambung” yang berarti menghubungkan dan kata “Giri” yang berarti bukit.
Secara Harafiah nama Sambung Giri dapat dimaknai sebagai bukit yang menghubungkan atau menyatukan dengan bukit Betung.
Dimasa lampau, Sambung Giri merupakan kawasan bersejarah karena merupakan tempat pertempuran antara Pasukan Hulubalang Alam Harimau Garang dan Panglima Syarah melawan pasukan bajak laut Tidoeng yang menyerang pulau Bangka pada pertengahan abad 17 Masehi.
Setelah serangan dari darat dan laut oleh Pasukan Hulubalang Alam Harimau Garang dan Panglima Syarah, bajak laut Tidung berhasil dikalahkan, dan melarikan diri serta bertahan di Samboenggiri, sementara separuh hulubalang dan pasukannya bersembunyi di daerah Tjengal.
Pasukan Hulubalang Alam Harimau Garang dan Panglima Syarah terus menyerang pasukan bajak laut Tidoeng dan pemimpin perompak Raja Tidoeng kemudian mati terbunuh di Samboenggiri.
Meski memiliki nilai sejarah tentang kegigihaan masyarakat Bangka menghadapi serangab Bajak Laut, kini Bukit Sambung Giri diluluh lantakkan oleh aktifitas tambang timah ilegal yang mengancam eksistensinya.
Bahkan seakan ingin melengkapi citra negatif Sambung Giri, di salah satu sisi lembah bukit ini, bercokol kampung prostitusi Sambung Giri yang dapat dikategorikan sebagai lokasi prpstitusi terbesar di pulau Bangka.
