GP F1, Actadiurma.id – Di panggung akbar motorsport, nama Porsche bergema dengan warisan yang kaya. Sejarah merek ini di dunia balap ditandai dengan kemenangan dan cobaan. Akhir-akhir ini, ketertarikan Porsche yang terus berlanjut terhadap Formula 1 telah menimbulkan badai spekulasi dan antisipasi di kalangan motorsport.
Meskipun upaya-upaya sebelumnya gagal, seperti kemitraan yang gagal dengan Footwork pada tahun 1991, kejayaan merek tersebut di masa lalu, termasuk mengantarkan McLaren meraih tiga gelar juara dunia berturut-turut dari tahun 1984 hingga 1986, tidak akan terlupakan.
Namun, prospek masuknya Porsche ke F1 bukannya tanpa komplikasi. Salah satu kekhawatiran utama adalah potensi dampaknya terhadap program motorsport merek lainnya. Komitmen Porsche terhadap motorsport sangat luas, aktivitasnya mulai dari seri Carrera Cup hingga Formula E dan program LMDh yang baru saja diluncurkan. Merek ini juga memasok tim di berbagai seri balap, sehingga meningkatkan peran pentingnya dalam komunitas balap secara keseluruhan.
Berbeda dengan Audi, yang telah menarik diri dari komitmen motorsport lainnya untuk berkonsentrasi pada entri F1 yang akan datang pada tahun 2026, Porsche tampaknya lebih berhati-hati.
Keputusan Audi untuk mendedikasikan sumber dayanya sepenuhnya untuk F1 menggarisbawahi pengorbanan yang dilakukan di bidang balap lainnya, terutama Formula E dan Reli Dakar. Perlu disebutkan bahwa Audi meraih kemenangan di Reli Dakar dengan Carlos Sainz sebagai pemimpinnya.