Model CN22 Lensa Baru untuk Mempelajari Lubang Hitam Supermasif

Hiburan & Teknologi

CES 2024, Actadiurma.id – Di jantung hampir setiap galaksi besar, terdapat lubang hitam supermasif (SMBH), sebuah fenomena langit dengan massa berkisar antara jutaan hingga miliaran kali massa Matahari. Bima Sakti menampung SMBH yang relatif tidak aktif, Sagitarius A. Namun, ketika sebuah bintang berani menjelajah terlalu dekat dengan raksasa angkasa ini, ia akan terkoyak oleh gaya gravitasi ekstrem, sebuah kejadian yang dikenal sebagai peristiwa gangguan pasang surut (TDE).

Mengintip ke dalam Jurang: Kekuatan TDE
TDE berfungsi sebagai jendela langka bagi para ilmuwan untuk mempelajari entitas astronomi yang tidak terlihat ini, dengan mengamati cahaya yang dipancarkan saat material bintang bertambah ke dalam SMBH. Meskipun frekuensinya jarang, kemunculan teleskop canggih seperti Observatorium Vera C. Rubin diperkirakan akan meningkatkan jumlah TDE yang dapat diamati secara signifikan.

Para peneliti memanfaatkan TDE untuk memperkirakan properti SMBH dan bintang, dengan mengandalkan model untuk menghitung tingkat pertambahan. Sebelumnya, model pendekatan ‘frozen-in’ adalah alat yang digunakan untuk perhitungan tersebut.

Model CN22: Fajar Baru untuk Penelitian SMBH
Namun, model baru, yang dikenal sebagai CN22, telah muncul di kancah astronomi. Model ini, yang dikembangkan oleh Eric Coughlin dan Chris Nixon pada tahun 2022, menyediakan metode untuk menentukan rentang waktu puncak TDE berdasarkan properti bintang dan SMBH yang terlibat.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Ph.D. mahasiswa Ananya Bandopadhyay dari Syracuse University mulai menguji implikasi model CN22 terhadap berbagai jenis bintang dan SMBH.

Membangun Jembatan: Kekuatan Kolaborasi
Penelitian mereka tidak terbatas pada dinding universitas saja. Dalam inisiatif uniknya, tim melibatkan siswa sekolah menengah dalam penelitian mereka melalui program Syracuse University Research in Physics (SUR Ph).

Dengan menggunakan kode evolusi bintang dan simulasi numerik, mereka menemukan bahwa model CN22 selaras dengan simulasi hidrodinamik, sehingga menunjukkan bahwa model ini dapat menjadi terobosan dalam memahami seluk-beluk TDE dan sifat-sifat bintang dan SMBH.