TEHERAN, Actadiurma.id – Kementerian Kesehatan Iran menyebut hampir 100 orang tewas akibat dua ledakan mematikan yang terjadi saat peringatan kematian Qassem Soleimani. Dia tewas dalam serangan di Irak pada tahun 2020.
Ledakan di dekat makam Jenderal Qassem Soleimani, komandan tertinggi Iran yang tewas pada tahun 2020, menewaskan setidaknya 20 orang pada hari Rabu (03/01). Insiden ini terjadi saat peringatan dua tahun meninggalnya komandan Korps Garda Revolusi Iran itu.
Berdasarkan data resmi, sedikitnya 95 orang tewas, yang sebelumnya dilaporkan ada 103 korban tewas. Menteri Kesehatan Bahram Eynollahi menyebut kekeliruan terjadi karena ada nama yang dihitung dua kali. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang diyakini merupakan serangan militan paling mematikan di Iran sejak revolusi tahun 1979. Hari Kamis (04/01) telah dinyatakan sebagai hari berkabung di seluruh negeri.
Ledakan terjadi sebanyak dua kali pada hari Rabu (03/01). Pertama, sekitar pukul 15.00 waktu setempat, disusul bom kedua 20 menit kemudian. Keduanya dilaporkan meledak di dekat Masjid Saheb Al-Zaman, Kerman, Iran bagian selatan, tempat Soleimani dimakamkan.
Agensi berita Iran, SNN News, melaporkan bahwa sejumlah ambulans bergegas menuju pemakaman, saat itu ratusan orang tengah berkumpul untuk mengenang tewasnya Soleimani dalam serangan pesawat nirawak yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) di Bandara Baghdad, tahun 2020.
Kantor agensi berita Iran, Tasnim, mengutip berbagai sumber mengatakan bahwa ada dua tas berisi bom, diduga diledakkan lewat alat pengendali.
Lewat kantor televisi negara, Wakil Gubernur Provinsi Kerman Rahman Jalali menyatakan insiden ini adalah “serangan teroris”, meskipun saat itu dia belum menjelaskan lebih lanjut soal kemungkinan terduga pelaku pengeboman.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan pihak keamanan akan bereaksi dengan “cepat dan tegas” dalam menangani kedua pemboman tersebut.