Emir Penguasa Kuwait Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah Meninggal Pada Usia 86 tahun

Internasional

KUWAIT, Actadiurma.id – Sheikh Nawaf Al Ahmad Al Sabah, emir yang berkuasa di Kuwait, meninggal pada hari Sabtu setelah pemerintahan sederhana selama tiga tahun yang berfokus pada upaya menyelesaikan perselisihan politik internal di negara kecil kaya minyak tersebut. Dia berusia 86 tahun.

Televisi pemerintah Kuwait menayangkan program-program yang memuat ayat-ayat Al-Quran tepat sebelum seorang pejabat yang muram membuat pengumuman tersebut.

“Dengan kesedihan dan kesedihan yang mendalam, kami – rakyat Kuwait, negara-negara Arab dan Islam, serta masyarakat sahabat di dunia – berduka atas mendiang Yang Mulia emir, Syekh Nawaf Al Ahmad Al Jaber Al Sabah, yang meninggal dunia pada tahun 2016. Tuhannya hari ini,” kata Sheikh Mohammed Abdullah Al Sabah, menteri pengadilan emiri, yang membacakan pernyataan singkat tersebut.

Pihak berwenang tidak memberikan penyebab kematian.

Wakil penguasa Kuwait dan saudara tirinya, Sheikh Meshal Al Ahmad Al Jaber, kini berusia 83 tahun, pernah menjadi putra mahkota tertua di dunia. Kantor berita KUNA yang dikelola pemerintah mengatakan Sheikh Meshal, pemimpin lama dalam dinas keamanan negara itu, telah diangkat menjadi emir pada Sabtu sore dan sekarang menjadi salah satu pemimpin terakhir negara-negara Teluk Arab yang berusia delapan puluh tahun.

Pada akhir November, Syekh Nawaf dilarikan ke rumah sakit karena penyakit yang tidak dijelaskan secara spesifik. Sejak saat itu, Kuwait telah menunggu kabar tentang kesehatannya. Berita yang dikelola pemerintah sebelumnya melaporkan bahwa dia melakukan perjalanan ke Amerika Serikat untuk pemeriksaan kesehatan yang tidak ditentukan pada Maret 2021.

Kesehatan para pemimpin Kuwait masih menjadi masalah sensitif di negara Timur Tengah yang berbatasan dengan Irak dan Arab Saudi, yang telah menyaksikan perebutan kekuasaan internal di balik pintu istana.