TOKYO, Actadiurma.id – Keamanan wilayah regional khususnya di Laut Cina Selatan dan iklim akan menjadi fokus pembicaraan dalam KTT Asean-Jepang.
Pemimpin negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Jepang akhir pekan ini akan mengadakan pembicaraan mengenai peningkatan hubungan keamanan dengan fokus utama yakni Cina dan upaya kontroversial Tokyo dalam membangun kerja sama energi.
Beijing mengklaim hampir seluruh Laut Cina Selatan, yang merupakan koridor perdagangan penting. Perilaku Beijing yang kian agresif di wilayah yang juga diklaim oleh negara-negara Asia Tenggara ini telah memicu ketegangan di tingkat regional.
Jepang, yang juga punya klaim teritorial di wilayah yang bersinggungan dengan Cina, telah meningkatkan belanja militer dan meningkatkan kerja sama keamanan di kawasan Asia-Pasifik.
Bulan lalu, Jepang setuju membantu Filipina dalam pengadaan kapal penjaga pantai baru, memasok sistem radar, dan memulai pembicaraan mengenai kesepakatan untuk mengerahkan pasukan di wilayah masing-masing negara. Dalam beberapa pekan terakhir, Filipina kembali dilanda serangkaian insiden yang melibatkan kapal-kapal Cina.
Menurut rancangan pernyataan akhir pertemuan puncak yang dilihat oleh AFP, Jepang dan ASEAN akan berkomitmen untuk “(memperkuat) kerja sama keamanan, termasuk kerja sama keamanan maritim.”
Para pemimpin juga diharapkan menekankan perlunya “wilayah Indo-Pasifik yang taat peraturan, serta bebas dan terbuka.” Ditekankan juga perlunya penyelesaian sengketa secara damai dan penghormatan terhadap integritas wilayah negara.
Pada bulan September, militer negara-negara ASEAN mengadakan latihan gabungan pertama mereka. Tuan rumah Indonesia bersikeras bahwa latihan tersebut bukanlah latihan tempur, melainkan fokus pada bidang-bidang seperti bantuan bencana dan patroli maritim.