JAKARTA, Actadiurma.id – Isu hak asasi manusia (HAM) turut menjadi bahan pertanyaan dalam debat calon presiden. Kasus HAM berat masa lalu juga ditanyakan ke capres nomor urut dua, Prabowo Subianto.
Dalam debat calon presiden yang berlangsung Selasa (12/12), pertanyaan masalah kasus HAM berat ini dilontarkan oleh capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo kepada Prabowo ketika diberi kesempatan bertanya oleh moderator. Ganjar memiliki dua pertanyaan perihal kasus HAM.
Pertama, Ganjar bertanya tentang 12 kasus pelanggaran HAM berat seperti Peristiwa 65, penembakan misterius, Talangsari, penghilangan paksa sampai Wamena.
“Saya ingatkan tahun 2009 DPR sudah mengeluarkan 4 rekomendasi pada saat itu kepada presiden. Satu, membentuk pengadilan HAM ad hoc. Yang kedua, menemukan 13 korban penghilangan paksa. Yang ketiga memberikan kompensasi dan pemulihan, dan yang keempat meratifikasi konvensi antipenghilangan paksa sebagai upaya pencegahan,” kata Ganjar dalam Debat Capres Pertama yang digelar di gedung KPU, Jakarta Pusat.
Kedua, Ganjar bertanya ke Prabowo apakah akan membereskan masalah HAM berat dan membuat pengadilan HAM ad hoc.
“Pertanyaan saya ada dua, kalau Bapak ada di situ apakah akan membuat pengadilan HAM dan membereskan rekomendasi DPR? Pertanyaan kedua, di luar sana banyak menunggu ibu-ibu, apakah Bapak bisa membantu menemukan di mana kuburnya yang hilang agar mereka bisa berziarah?” tanya Ganjar.
Prabowo pun menjawab pertanyaan Ganjar. Prabowo mengaku sudah berkali-kali menjawab masalah HAM berat. Bahkan, cawapres Ganjar yakni Mahfud Md sebagai Menko Polhukam juga sudah menjelaskan.
“Pak Ganjar, justru tadi Anda sebut tahun 2009 kan, jadi sekian tahun yang lalu kan, dan masalah ini ditangani oleh wakil presiden (Mahfud Md) Anda, ya jadi apalagi yang mau ditanyakan kepada saya, saya sudah menjawab berkali-kali, ada rekam digitalnya, saya sudah menjawab berkali-kali,” jawab Prabowo.