Pertukaran Tahanan Israel-Hamas Sebuah Langkah Menuju Meredakan Ketegangan

Internasional

GAZA, Actadiurma.id – Dalam sebuah terobosan bersejarah, Israel dan Hamas telah mencapai kesepakatan, yang mengakibatkan pembebasan sekitar 200 orang. Proses pertukaran yang berlangsung selama empat hari ini merupakan langkah signifikan dalam meredakan ketegangan antara kedua faksi. Namun, suasana di kalangan warga Palestina masih campur aduk karena konflik yang sedang berlangsung dan fakta bahwa sekitar 8.000 warga Palestina masih dipenjara.

Pertukaran tahanan dimulai dengan pembebasan 39 wanita dan anak-anak oleh Israel setelah Hamas membebaskan 13 tawanan sipil. Marah Bakeer, yang dibebaskan di Yerusalem, menghargai kebebasannya setelah delapan tahun dipenjara dan menyatakan terima kasih atas dukungan tak tergoyahkan dari keluarganya.

Senada dengan itu, Feride Najeh yang kembali mendapatkan kebebasannya di Beitunia juga menyuarakan kebahagiaan dan apresiasinya atas perlawanan masyarakat Gaza.

Berdasarkan kesepakatan yang ditengahi oleh Qatar, sekitar 150 tahanan Palestina dan 50 tawanan sipil akan dibebaskan. Perjanjian tersebut juga mencakup gencatan senjata sementara di Gaza.

Terlepas dari suasana perayaan, pasukan Israel menggunakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan di luar penjara Ofer, yang menunjukkan ketegangan dan tantangan yang terus-menerus dihadapi warga Palestina terkait kebebasan bergerak di wilayah pendudukan.

Dampak kesepakatan ini melampaui batas wilayah setempat. Tiga belas tawanan Israel, termasuk warga negara ganda, juga dibebaskan sebagai bagian dari perjanjian tersebut. Tambahan warga negara Thailand dan Filipina dibebaskan berdasarkan perjanjian terpisah, yang menunjukkan dampak global dari konflik Israel-Hamas.

Harapan untuk perpanjangan gencatan senjata mengisyaratkan potensi kemajuan dalam perundingan perdamaian, meskipun jalan ke depan masih penuh dengan ketidakpastian.