Presiden AS Lega Penukaran Tahanan Israel – Hamas Tahap kedua Tercapai

Internasional

JALUR GAZA, Actadiurma.id – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengapresiasi pelaksanaan pertukaran sandera – tawanan tahap kedua antara Israel -Hamas yang diumumkan kedua pihak tadi malam (25/11/2023). Dirinya berharap, seluruh sandera yang hingga saat ini masih ditawan dapat segera dibebaskan agar konflik yang sudah menewaskan sekitar 15 ribu warga sipil dari kedua pihak, dapat dihentikan.

Sebelum Hamas mengumumkan pembebasan 8 anak-anak dan 5 perempuan warga Israel, bamyak pihak yang meragukan kesepakatan tersebut dapat tercapai, meskipun sehari sebelumnya kedua pihak sudah membebaskan tawanan dengan skema penukaran yang difasilitasi Komite Palang Merah Internasional.

Bahkan presiden AS, Joe Biden yang mendapat laporan tentang potensi gagalnya gencatan senjata dan penukaran tawanan ini sempat menelpon Emir atau penguasa Qatar , Tamim bin Hamad al-Tsani dan Perdana Menteri Qatar Sheikh Khalid bin Khalifa bin Abdul Aziz Al Thani untuk mengkonfirmasi laporan tersebut.

“Terhadap semua persyaratan yang dirinci dalam perjanjian. Presiden Biden, yang mendapat laporan pada Sabtu pagi (25/11/2023) mengenai kesepakatan pertukaran tawanan ini, berbicara langsung dengan emir Qatar dan perdana menteri Qatar mengenai potensi penundaan kesepakatan dan mekanisme untuk menyelesaikannya,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Adrienne Watson.

Melalui akun twitter (X) , presiden Joe Biden mengaku senang dengan pencapaian tersebut dan berjanji akan terus mengupayakan pembebasan sandera yang diculik Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023 silam.

“Hari ini, saat kami merayakan pembebasan puluhan sandera, kami mengenang mereka yang masih ditahan, dan memperbarui komitmen kami untuk menjamin pembebasan mereka. Kami tidak akan berhenti sampai mereka tiba di rumah, saya tidak punya prioritas lebih tinggi.”kata presiden AS, Joe Biden di twitternya.

Sebelumnya Hamas dan Israel mengumumkan gencatan senjata dan pertukaran tawanan per 24 November 2023. Kesepakatan ini merupakan capaian besar setelah 50 hari lamanya pasukan Israel mengamuk dan membombardir Jalur Gaza.

Dalam perjanjian gencatan senjata yang berlaku selama 4 hari sejak Jumat 24 November 2023 ini, selain dilakukan penghentian segala bentuk serangan, juga disepakati penukaran sandera-tawanan, serta diperbolehkannya bantuan internasional dan bahan bakar memasok kebutuhan rakyat Palestina yang terjebak perang di Jalur Gaza selatan