PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Seringkali Disabilitas kurang mendapatkan penanganan yang tepat karena wawasan di lingkungannya masih minim informasi. Karenanya, pada peringatan Hari Disabiltas Internasional, Yayasan Pembinaan Anak Cacat mengadakan kegiatan “Tanya Dokter Seputar Kesehatan Anak Disabilitas”, di Ruang Aula Rumah Sakit Kalbu Intan Medika, Rabu (22/11/2023).
Kegiatan itu diisi oleh dokter-dokter kompeten di Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel), seperti Desta Israwanda, M.Psi, Psikolog dr. Berianto Agustian, Sp. Kfr, dr. Ratna SA. Sp.A, dr. Heru effendi, Sp. Kj, dr. Restum Alamsyah Sp.S, dan drg. Hamdatun Rakhmania, Sp. PM.
Istri Penjabat (Pj) Gubernur Kep. Babel Safriati Safrizal, yang turut dalam acara itu berkesempatan berbagi pengalamannya berkontribusi di YPAC bersama disabilitas sejak dirinya masih duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA).
“Hidup bersama disabilitas bukan menjadi hal yang asing bagi Saya. Ketika Saya masih kelas 2 SMA, melalui Yayasan YPAC saya ikut serta menjadi sukarelawan pas hari Sabtu-Minggu. Saya membantu mengajarkan mereka mengenai tali-temali untuk pot tanaman, yang nantinya kita bantu jual ke teman-teman,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, yayasan tersebut turut mendorong anak-anak disabilitas untuk menguasai alat musik, kemudian membentuk satu band utuh yang dapat memberikan penampilan musik mulai dari penyanyi, pemain gitar, drum, bass, keyboard. Band inilah yang selanjutnya diajak Safriati untuk tampil di kampusnya.
“Dari penjelasan dokter ada satu kalimat yang saya catat, karena sangat menyentuh yaitu, ‘Anak disabilitas bukan tidak punya kemampuan, tapi mereka punya kemampuan yang beda. Mereka punya yang kita tidak punya’. Ini terbukti ketika di kantor kami ada salah satu pegawai yang disabilitas. Saya selalu libatkan dia dalam setiap acara, baik itu kegiatan formal maupun non formal. Tapi siapa kira, saat ini dia bisa menyelesaikan studi S2-nya. Mereka semua bisa jika diberi kesempatan yang sama,” ungkapnya.
Menutup sambutnya, Safriati mengajak tamu undangan yang hadir untuk memahami penyandang disabilitas, menumbuhkan keingintahuan dalam mempelajari bahasa isyarat sehari-hari demi menjalin komunikasi yang baik.