Nominasi Strategis dan Arah Masa Depan PDIP

Nasional

JAKARTA, Actadiurma.id – Keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) baru-baru ini untuk mencalonkan Mahfud MD sebagai cawapres Ganjar Pranowo merupakan langkah yang penuh perhitungan dan strategis, yang menggarisbawahi pemahaman cerdas partai berkuasa terhadap perkembangan medan politik di Indonesia.

Yang paling jelas, hubungan Mahfud dengan Nahdlatul Ulama (NU), organisasi Islam terbesar di Indonesia, memiliki signifikansi politik. Meskipun Yahya Staquf, Ketua Pengurus Besar NU, telah mengambil sikap yang jelas untuk tidak secara langsung mengaitkan Pengurus dengan politik partai, namun masyarakat akar rumput NU lebih memilih Mahfud. Apresiasi ini terutama berasal dari persepsi Mahfud yang berintegritas tinggi dan tegas dalam penegakan hukum. Asalnya yang berasal dari Madura, Jawa Timur, semakin menempatkannya sebagai tokoh berpengaruh yang mampu mengkonsolidasikan perolehan suara di benteng politik penting.

Apalagi, popularitas Mahfud di kalangan demografi Gen Z memberinya keunggulan, apalagi jika disandingkan dengan sosok cawapres Anies Baswedan, Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang juga berasal dari kalangan NU. Dengan terpilihnya Mahfud, PDIP dapat berharap untuk membalikkan keadaan di daerah seperti Jawa Barat dan Banten, di mana partai tersebut secara historis menghadapi tantangan pemilu.

Editor : Yossi Nurmansyah