INTERNASIONAL ASEAN, Actadiurma.id – Sebuah kawasan yang sangat bergantung pada beras sebagai makanan pokoknya, telah bergulat dengan fluktuasi harga beras global terutama wilayah asean selama sebulan terakhir dengan kenaikan harga yang tajam akibat gangguan iklim seperti banjir, gelombang panas, dan kondisi cuaca ekstrem lainnya.
Indeks Harga Beras Seluruh Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mencapai 142,4 pada bulan Agustus, meningkat sebesar 31 persen dari tahun sebelumnya, didorong oleh kekurangan beras global dan pembatasan ekspor yang diberlakukan oleh India sejak bulan Juli.
Di Malaysia, beras produksi lokal sudah langka. Produksi beras lokal hanya mampu memenuhi 70 persen kebutuhan dalam negeri. Saat ini, banyak supermarket dan toko kelontong kecil yang raknya sering kosong karena beras lokal seberat 5 dan 10 kilogram langsung terjual oleh pelanggan begitu stok baru tiba. Kelangkaan ini disebabkan oleh semakin besarnya disparitas harga antara produk dalam negeri.
Pemerintah Filipina juga menerapkan kebijakan yang sama dengan menetapkan plafon harga, yaitu harga jual maksimal yang diperbolehkan bagi konsumen. Kebijakan ini menetapkan batas atas 41 peso per kilogram untuk beras reguler dan 45 peso untuk beras giling baik.
Editor : Yossi Nurmansyah/Tri Winardi