OPINI: RIDHO AZHARI PRESMA IAIN SAS BABEL
PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Mahasiswa memiliki peran krusial dalam mengawal dan memperjuangkan demokrasi di tanah air sebagai sosok yang di percaya bertindak secara objektif dan tidak memihak kepada kepentingan politik manapun. Mahasiswa sebagai agen perubahan dan pelopor gerakan kolektif harus terus mampu menegakkan fungsinya Melalui dedikasi, partisipasi, dalam pembangunan daerah. Dengan demikian mahasiswa diharapkan dapat memperkuat fondasi demokrasi, menciptakan masyarakat yang inklusif, dan membentuk masa depan Bangka Belitung yang demokratis dan berkeadilan.
Bangka Belitung sebagai daerah yang cukup seksi dengan isu-isu terkininya baik wilayah politik & demokrasi, lingkungan, mineral strategis, pendidikan dan bahkan mengenai ekonomi menunjukkan hal tersebut harus mampu dikawal dengan baik oleh civil society sebagai penyeimbang dari fungsi pengawasan yang ada.
Dalam Kurun beberapa waktu terakhir, telah banyak momentum terlewatkan yang seharusnya tidak luput dari pantauan mahasiswa di Bangka Belitung, semisalnya per-awal tahun 2024 Babel dihadapkan dengan kasus Mega korupsi tata kelola & tata niaga timah yang sampai hari ini tak kunjung kelar, skandal proyek jahe merah dengan skema pembiayaan KUR dengan melibatkan ± 400 petani yang terkena dampak negatifnya, proyek pengadaan bibit lada tahun 2020, korupsi dana APBD tahun 2022, lemahnya laju perekonomian Babel, hingga meningkatnya angka kriminalitas di Babel dan masih banyak kasus lainnya.
Berdasarkan hasil analisa dan kajian baik melalui persepektif sosiopolitik, ekonomi, historis maupun hukum tidak ada satu pun yang membenarkan hal tersebut dapat terjadi, sehingga dipandang amatlah penting seharusnya direspon oleh gerakan civil society di Bangka Belitung.
Permasalahan-permasalahan yang terjadi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang selama ini di nilai didiamkan oleh mahasiswa seharusnya pula menjadi bahan evaluasi dan merefleksi mahasiswa agar bisa memaksimalkan peran dan fungsi.Padahal, mahasiswa seharusnya menjadi agen perubahan yang aktif dalam mendorong perbaikan sosial dan pembangunan berkelanjutan. Oleh karenanya Ruqyah massal menjadi salah satu jalan untuk mengembalikan kembali semangat pergerakan mahasiswa dan memaknai kembali peran dan fungsi menjadi mahasiswa.
Pendiaman yang di lakukan mahasiswa di Bangka Belitung hari ini menjadi hal yang sangat serius. Dikarenakan,semakin banyak permasalahan yang diabaikan atau tidak ditangani oleh mahasiswa, semakin bertambah pula kompleksitas dan eskalasi masalah di tengah-tengah masyarakat Bangka Belitung.
Lebih dari itu, Elit-elit mahasiswa yang hari di amanahkan untuk menjadi pimpinan diorganisasi ideologis maupun taktis seakan-akan tidak mampu menjadi pelopor gerakan Massa. Terlebih elit mahasiswa terkesan Sering kali mempolitisir kepentingan atas nama golongan guna meraup keuntungan pribadi. Hal hal seperti inilah yang di nilai membatasi dan meredam gerakan mahasiswa, alih alih mendukung gerakan mahasiswa, justru berbanding terbalik mengekang suara suara kritis dari mahasiswa yang bisa memicu perubahan serta pembaharuan dalam proses pengawalan pembangunan berkelanjutan di Bangka Belitung.
Oleh karena itu, dalam menghadapi situasi dan kondisi Kepulauan Bangka Belitung saat ini di mana gerakan mahasiswa tampak memudar dan hilang,maka dinilai sangat penting untuk merajut kembali Gerakan secara bersama. Dalam mengawal isu yang menjadi sumber permasalahan yakni penegakan Hukum di Kepualauan Bangka Belitung yang dinilai masih cukup tumpul dalam menyelesaikan segala persoalan sehingga menjadi sumber dari carut marutnya permasalahan yang ada.