PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Mengusung tema “Internalisasi Ideologi dan Reforma Gerakan Marhaenis Sebagai Aktualisasi Perjuangan Yang Progresif dan Revolusioner”. Dewan Pimpinan Komisariat (DPK) se-Bangka Belitung resmi dilantik pada Kamis (24/02/2024).
Pelantikan dan pembacaan Ikrar Prasetya Korps Pejuang Pemikir, Pemikir Pejuang dipimpin oleh Ketua DPC GMNI Bangka Belitung, Heri Alamsyah secara langsung di Kantor KPU Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pelantikan DPK GMNI se-Bangka Belitung yang dilakukan secara langsung ini dihadiri lansung oleh Deni Ferdian selaku perwakilan PA GmnI Bangka Belitung,BEM UBB, FL2MI Babel dan Kader GMNI Bangka Belitung.
Ketua Pelaksana pelantikan DPK Bersama, Dirga Ferdian menyampaikan dalam sambutannya, GMNI harus lebih terorganisir dan massif dalam mengawal kepentingan marhaen turun bersama dengan kaum marhaen dalam melakukan perjuangan dan pergerakan serta menyebarluaskan dan menanamkan ideologi marhaenisme dengan program kerja DPK yang harus menyentuh langsung kepada masyarakat dan secara terarah untuk mencapai kesejahteraan rakyat.
Ketua Umum DPC GMNI Bangka Belitung, Heri Alamsyah dalam sambutannya menyatakan, pelantikan ini adalah pelantikan DPK bersama yang terdiri dari tiga DPK definitif dan satu DPK carateker baru yaitu DPK carateker IAIN yang dalam hal ini menambah jumlah komisariat GMNI yang ada di Bangka Belitung yang sebelumnya tujuh komisariat sekarang menjadi delapan komisariat, hal ini dilakukan sebagai upaya pemekaran komisariat agar GMNI bisa berproses dan berkembang di seluruh kampus yang ada di Bangka Belitung.
“Kader GMNI harus menjadi kader yang ideologis sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam ideologi marhaenisme, masih banyak amanat penderitaan rakyat yang belum terselesaikan, hal ini yang menjadi dasar kekuatan dan spirit kader-kader GMNI harus tetap konsisten berjuang dan berpihak kepada kaum-kaum marhaen,” ujar Bung Alam.
Alam juga mengajak pengurus komisariat GMNI Bangka Belitung, untuk menjadi pengurus yang bertanggung jawab berdasarkan ikrar prasetya GMNI, menuntaskan apa yang telah dimulai hingga selesai dan mengajak pengurus komisariat untuk saling berkolaborasi dengan pengurus cabang dalam melaksanakan program kerja agar tercipta program kerja yang berdasarkan dengan nilai-nilai marhaenisme itu sendiri.
Deni Ferdian selaku perwakilan PA GMNI Bangka Belitung, mengucapkan selamat untuk pengurus komisariat yang akan dilantik dan mengajak seluruh pengurus komisariat GMNI di Bangka Belitung untuk tetap solid,kompak dan membentuk rasa kekeluargaan yang harmonis dalam membangun dan membesarkan GMNI di Bangka Belitung, maka perlu rasa gotong royong yang tinggi sesama kader GMNI untuk membuat GMNI menjadi organisasi yang kuat dan tangguh di Bangka Belitung, sekaligus membuka kegiatan Pelantikan DPK GMNI Bersama.
Selain pelantikan pengurus komisariat, agenda lain juga dirangkaikan, yakni Seminar Organisasi dengan pemateri Ahmad Subhan Hapiz selaku demisioner Ketua Cabang GMNI Bangka Belitung Periode 2021-2022 dan Heri Alamsyah selaku Ketua Cabang GMNI Periode 2022 – 2024, yang dimoderatori oleh Sarinah Grafina
Dalam uraian materi organisasi Alam, mengatakan organisasi adalah wadah untuk kita belajar dan berproses, dengan berorganisasi kita bisa menambahkan kapasitas kemampuan diri dalam proses tumbuh dan berkembang, ada beberapa poin yang harus kita lakukan ketika kita berorganisasi diantaranya hilangkan rasa paling berkorban dalam sebuah organisasi, menyelesaikan konflik secara bijak dan dewasa, menyampaikan kritik atas dasar kecintaan bukan kekecewaaan, mementingkan kepentingan bersama diorganisasi dibandingkan kepentingan pribadi dan sadar, betanggung jawab akan kewajiban dalam organisasi.
” Kader GMNI Bangka Belitung harus memiliki rasa kesadaran yang tinggi akan status mereka sebagai seorang marhaenis, yang dimana dalam setiap pemikiran, tindakan, dan aksi mereka bersadar dengan nilai-nilai ideologi GMNI. ,” lanjutnya.
Ditegaskan pula oleh Bung Hapiz, sebagai kader GMNI harus menanamkan bahwa pendidikan itu penting, membahas tentang pendidikan mengutip dari Tan Malaka, bahwa ada tiga fungsi pendidikan yaitu : pertama estetika, membahas mengenai bagaimana soal keindahan, kedua etika memilih mana yang baik dan buruk, dan ketiga logika membahas bagaimana berpikir dengan rasional.
“Sebagai anak GMNI kita harus memahami/menguasai teori perjuangannya, data pendidikan dan alat perjuangannya di dalam berorganisasi di GMNI itu harus secara holistik (dilihat dari ideologi, gerakan dan tujuannya). Kader GMNI harus punya pandangan terhadap ideologi, untuk memilih mana yang baik dan benar mengatakan, bahwa untuk memahami kaitan situasi ekonomi-politik hari ini, kaum marhaenis muda Bangka Belitung juga harus melihat kembali Pembukaan UUD 1945, dimana makna kemerdekaan dan pembebasan kaum marhaen dari kungkungan penjajahan termaktub jelas di dalamnya. ,” pungkasnya.