BERLIN, ACTADIURMA – Kejahatan bermotif antimuslim di Jerman mencapai rekor tertinggi pada 2024. Hal ini terungkap dalam Laporan Situasi Masyarakat Sipil tentang Rasisme Antimuslim yang dirilis oleh organisasi Claim pada Selasa (17/6).
Sepanjang tahun lalu, tercatat sebanyak 3.080 kasus serangan dan diskriminasi antimuslim terjadi di Jerman. Angka ini meningkat drastis, sebesar 60 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencatatkan 1.926 kasus. Sebagai perbandingan, pada 2022 jumlah kasus hanya 898.
Rata-rata, lebih dari delapan insiden terjadi setiap hari sepanjang 2024. Serangan verbal mendominasi dengan 1.558 kasus, atau hampir 56 persen dari total kejadian yang tercatat. Selain itu, sekitar seperempat kasus tergolong diskriminasi, sementara 21 persen lainnya berupa perilaku yang merendahkan martabat.
Peningkatan juga terjadi pada tindak kejahatan berat. Riset yang didukung oleh Kementerian Pendidikan, Kementerian Keluarga, serta Kementerian Dalam Negeri tersebut, mencatat dua kasus pembunuhan dan 198 kasus penganiayaan, termasuk tiga di antaranya merupakan penganiayaan berat atau percobaan pembunuhan. Pada 2023, tidak dilaporkan adanya kasus pembunuhan, sementara penganiayaan berjumlah 182 kasus.

Sebanyak 968 insiden tercatat menargetkan individu secara langsung. Sisanya, 261 kasus ditujukan kepada kelompok, dan 72 kasus menyasar institusi keagamaan yang mayoritasnya adalah masjid. Dalam 71 persen kasus yang mencatat gender korban, perempuan adalah target utama.