KOBA, Actadiurma.id – Pelaksana Tugas Bupati Bangka Tengah (Bateng), Era Susanto mengatakan, penanggulangan kemiskinan adalah tugas bersama, baik itu unsur Pemerintah maupun luar Pemerintah.
Menurut Era, kondisi perekonomian yang sedang sulit bukan sesuatu yang hanya diratapi saja, tetapi perlu disikapi bersama sebagai sebuah tantangan yang justru dapat mengasah inovasi dan ketahanan ekonomi dimasa mendatang.
“Hanya saja selaku pemerintah daerah kita harus melihat, turun ke lapangan, agar penurunan kemiskinan ini bisa dilaksanakan dengan tepat sasaran, sehingga mereka tersentuh ataupun mereka terbantu kalau pejabatnya turun ke lapangan,” ujarnya.
Era mengajak seluruh pengambil kebijakan dan penyelenggara pemerintahan untuk bersama-sama hadir ditengah masyarakat untuk ikut mengatasi permasalahan ini.
“Saya pikir mereka juga pasti menunggu kita, bantuan yang ada harus tepat sasaran, harus ke lapangan, gak boleh di kantor terus, mari bersama-sama untuk memberantas garis kemiskinan,” kata Era.
Diakuinya, kondisi perekonomian yang terdampak kasus mega korupsi pertimahan membuat Bangka Tengah kesulitan. Namun permasalahan ini terjadi diseluruh Bangka Belitung, sehingga tidak ada waktu untuk berlarut-larut meratapi kondisi.
“Memang ada kenaikan angka kemiskinan dari tahun 2022 dan kita akui keadaan ekonomi sekarang lagi kacau balau, carut marut, lapangan pekerjaan tidak ada, jadi memang sebenarnya banyak hal yang terjadi di tahun 2024 ini, sehingga berdampak pada naiknya angka kemiskinan,” ucap Era, Selasa (8/10/2024).
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bangka Tengah (BPS Bateng) mencatat pada tahun 2022 angka kemiskinan Bangka Tengah sebesar 4,86% atau sebanyak 9,6 ribu jiwa, kemudian meningkat pada tahun 2023 menjadi 5,29% atau sebanyak 10.56 ribu jiwa dan kembali meningkat di tahun 2024 menjadi 5,94% atau 12.04 ribu jiwa.