Risma Mundur Sebagai Menteri Untuk Fokus Kampanye Gubernur Jatim

Nasional

JAKARTA, Actadiurma.id – Menteri Sosial Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma mengumumkan rencana mundur dari tugas kementeriannya untuk berkonsentrasi pada kampanye gubernur di Jawa Timur.

Dicalonkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Risma secara resmi mendaftarkan pencalonannya pada hari Kamis, didampingi pasangannya, ulama terkemuka Zahrul Azhar, di KPU provinsi di Surabaya.

“Saya akan mengundurkan diri sebagai Menteri Sosial. Besok saya berniat bertemu dengan Presiden untuk mengajukan pengunduran diri saya secara resmi,” kata Risma di Surabaya.

Dia bersikeras pada keinginannya untuk bertemu secara pribadi dengan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, dan mencatat bahwa Presiden telah melakukan pendekatan langsung padanya untuk jabatan menteri pada tahun 2020.

“Saya yakin pengunduran diri saya perlu disampaikan langsung kepada presiden. Meski tidak ada persyaratan hukum bagi menteri untuk mengundurkan diri [saat mencalonkan diri sebagai gubernur], saya memutuskan untuk mengambil langkah ini. Pada akhirnya, terserah pada presiden apakah dia menerima pengunduran diri saya atau tidak,” tambahnya.

Risma, 62, menjabat dua periode sebagai Wali Kota Surabaya, ibu kota Jawa Timur, sebelum diangkat menjadi menteri. Pada masa kepemimpinannya, Surabaya menjadi kota pertama di Indonesia yang menerapkan sistem pelayanan publik elektronik.

Rencana pengunduran dirinya terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Presiden Jokowi dan PDI-P, terutama sejak pemilihan presiden pada 14 Februari. Jokowi secara implisit mendukung pemenang pemilu, Prabowo Subianto, yang memilih putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, sebagai pasangan wakil presidennya.

Sebelumnya, ia adalah anggota lama PDI-P yang menjadi terkenal secara politik berkat dukungan partai tersebut, namun kini hubungannya dengan partai tersebut mulai berubah. Putranya, Gibran, yang menjadi Wali Kota Solo dengan dukungan PDI-P, baru-baru ini keluar dari partai tersebut sebelum mendapatkan nominasi wakil presiden bersama Prabowo.

Dalam pemilihan presiden, calon dari PDI-P, mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, menempati posisi terakhir dalam pemilihan tiga orang tersebut.