Merapi dalam Level 3 Waspada Pasca Erupsi 18 Aliran Piroklastik

Nasional

JOGJA, Actadiurma.id – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dini hari tadi mengeluarkan 18 aliran piroklastik, bergerak ke arah barat daya menuju Sungai Bebeng dengan jarak aliran maksimum 1.800 meter.

Aliran piroklastik dimulai pada pukul 06.00 waktu setempat, sehingga pihak berwenang mempertahankan gunung berapi tersebut pada Level 3 (Waspada). Tingkat ini menunjukkan adanya kerusuhan yang signifikan, dengan peningkatan aktivitas yang dapat menyebabkan letusan atau letusan sedang yang sedang berlangsung. Meskipun hal ini tidak berarti akan terjadi letusan skala besar dalam waktu dekat, namun situasinya serius dan memerlukan kewaspadaan baik dari pihak berwenang maupun masyarakat.

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) telah mengeluarkan rekomendasi potensi bahaya yang ada saat ini berupa guguran lava dan aliran piroklastik di sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Boyong sepanjang 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak. , dan Sungai Bebeng sepanjang 7 km.

Di sektor tenggara, Sungai Woro dalam radius 3 km terancam, dan Sungai Gendol dalam radius 5 km. Selain itu, material vulkanik hasil letusan eksplosif bisa diproyeksikan hingga 3 km dari puncak. Menurut BPPTKG, data pemantauan menunjukkan pasokan magma terus berlanjut sehingga dapat memicu aliran piroklastik lebih lanjut di zona bahaya.

Warga disarankan untuk menghindari aktivitas apa pun di area berbahaya ini.

Petugas BPPTKG Alzwar Nurmanaji mengimbau warga di Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten bersiap menghadapi gangguan akibat abu vulkanik letusan Gunung Merapi. Jika terjadi perubahan signifikan pada aktivitas vulkanik, tingkat kewaspadaan Merapi akan segera dikaji ulang.