Timah mah Lewat, ini Kekayaan Alam Babel yang Sesungguhnya

Lokal
Balok timah. Foto: istimewa

PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Timah memang masih menjadi mesin utama penggerak ekonomi Bangka Belitung sampai hari ini. Hal ini disebabkan cepatnya perputaran uang dari hulu ke hilir, dari tangan para pelaku tambang yang berjibaku menjaring butiran pasir timah dari perut bumi dan dasar lautan, ke tangan para kolektor hingga masuk ke periuk peleburan yang lazim disebut smelter.

Dari kiri: Tony Biliton, Melati, Erzaldi Rosman

Kedigdayaan timah baru terekspose ketika Kejaksaan Agung mengungkap kasus dugaan korupsi tata kelola komoditas pertimahan yang dinilai merugikan negara sebesar 271 Trilyun Rupiah, angka ini kemudian  membengkak menjadi 300T.

Semua mata terbelalak dengan besaran nominal maupun daftar panjang para tersangka yang berisikan deretan nama beberapa pengusaha terkenal, pejabat dan mantan pejabat PT. Timah, serta ASN.

Angka fantastis kerugian negara ini mempertegas posisi timah sebagai komoditas utama meski bukan merupakan potensi terbesar dari Bangka Belitung.

“Kita ini daerah kepulauan, dua pertiga wilayah kita merupakan laut, dan potensi lekayaan laut itu tidak ternilai dan berkelanjutan, jadi komoditas utama Bangka Belitung ya laut beserta isinya.”kata Gubernur Babel 2017-2022, Erzaldi Rosman.

“Tadi saya banyak berdiskusi dengan pak Tony Biliton, beliau ini mantan anggota Panitia Nasional BMKT (Barang Muatan Kapal Tenggelam), beliau sangat ekspert, jadi saya sangat beruntung bisa mendapat banyak masukan tentang potensi bahari Babel dari beliau.”lanjut Erzaldi.

Menurut Erzaldi, pemanfaatan secara optimal sektor kemaritiman Babel, bisa menghadirkan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Pemanfaat tersebut mencakup upaya mencegah kerusakan biota laut secara bijaksana dan berkelanjutan.

“Ini PR besar bagi kita semua, bagaimana kelautan ini harus bisa kita jaga dan kembangkan semua potensinya, tidak hanya ditambang dan dibiarkan rusak. Boleh saja tambang timah beraktifitas, tapi tolong limbahnya jangan dibuang begitu saja sehingga mencemari laut dan lumpurnya menutupi terumbu karang. Kan bisa ditampung dan dibawa ke tepian untuk diolah, karena didalam limbah tambang itu masih banyak kandungan mineral ikutan termasuk logam tanah jarang dan sebagainya, yang justru memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibanding timah.”pungkas Erzaldi.