Biaya Pendidikan Melejit, Masyarakat Miskin Semakin Tercekik

Opini

OPINI : Sundari Pratiwi, Mahasiswi Jurnalistik Islam IAIN SAS Babel

PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Pendidikan jelas memainkan peran yang sangat penting dalam memutus lingkaran kemiskinan. Di banyak negara, akses ke pendidikan yang baik dan berkualitas mungkin satu-satunya kesempatan yang diberikan kepada orang miskin untuk meraih kehidupan yang lebih baik.

Pendidikan tidak hanya memberikan keterampilan yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan mencari nafkah, tetapi juga membuka pintu bagi pekerjaan yang menghasilkan lebih banyak uang.
Pendidikan memberikan keterampilan untuk bekerja. Ini memungkinkan individu menguasai keterampilan teknis, keterampilan komunikasi, atau pengetahuan tentang jenis sektor kerja apa pun.

Dengan kata lain, individu yang mendapat pendidikan merupakan kandidat yang lebih menguntungkan bagi pekerjaan yang lebih baik, juga membuka pintunya dalam situasi spesifik seperti itu. pendidikan semacam itu memungkinkan untuk bekerja. Itu juga membantu mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi.
Pemerintahan memberikan tingkat kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan berkualitas, atau kesempatan untuk menjadi lebih sukses di bidang sosial dan ekonomi. Pada saat yang sama, itu dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan.


NAMUN APA FAKTANYA?
Fakta dan kenyataan mengatakan bahwa Pendidikan belumlah spenuhnya dapat dirasakan oleh seluruh Masyarakat, terutama anak anak Masyarakat berpenghasilan rendah. Masyarakat berpenghasilan rendah inilah yang disebut Masyarakat miskin.

Dengan ketergantungan biaya untuk Pendidikan mereka terkadang lebih mementingkan pekerjaan dari pada Pendidikan itu sendiri. Gengsi akan biaya Pendidikan yang sangat tinggi, keterpaksaan dengan meninggalkan Impian mereka.

Lantas apa peran pemerintah? Bukannya membantu pemerintah malah makin membuat Masyarakat semakin tercekik dengan menaikan biaya UKT.


Bagaimana dengan Masyarakat miskin? Apakah mereka tidak memerlukan Pendidikan? Apakah Masyarakat miskin tidak membutuhkan Pendidikan?. Keluarga miskin mungkin harus berjuang lebih keras untuk membayar biaya kuliah, yang dapat memperburuk kondisi ekonomi mereka.

Mahasiswa yang tidak mampu membayar UKT mungkin terpaksa berhenti kuliah, yang mengurangi kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik di masa depan.


MISKIN APAKAH BODOH?
Kebodohan dan kemiskinan sering kali saling berkaitan dalam suatu siklus yang sulit dipecahkan, meskipun mereka adalah konsep yang berbeda. Kebodohan, dalam konteks ini, sering merujuk pada kurangnya pengetahuan, pendidikan, atau keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kondisi hidup.
“Miskin” tidak berarti “bodoh.” Kemiskinan adalah kondisi ekonomi di mana seseorang atau sekelompok orang kekurangan sumber daya finansial yang memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.

Sementara itu, kecerdasan atau kemampuan intelektual seseorang tidak bergantung pada kondisi ekonomi mereka. Banyak individu yang hidup dalam kemiskinan tetapi memiliki kecerdasan, keterampilan, dan potensi yang tinggi.


Faktor-faktor seperti akses terhadap pendidikan, kesempatan, dan dukungan sosial sering kali lebih menentukan kemampuan seseorang daripada keadaan ekonominya.


Namun, penting untuk diingat bahwa kemiskinan bukanlah penentu pasti kebodohan. Banyak individu dari latar belakang ekonomi yang kurang beruntung berhasil mengatasi tantangan tersebut dan mencapai kesuksesan akademis dan profesional.