Hilangnya Nilai Sila ke-lima Terkait Kasus Salah Tangkap Dalang Pembunuhan Eki dan Vina Cirebon

Opini

OPINI: Asia, Mahasiswi Jurnalistik Islam IAIN SAS Babel

PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Hilangnya nilai Pancasila, khususnya sila kelima tentang keadilan sosial, sangat terlihat dalam kasus salah penangkapan dalang pembunuhan Vina dan Eki. Ketidakadilan ini mencerminkan kegagalan aparat hukum dalam menjalankan tugas dengan profesional dan transparan. Kesalahan penangkapan mengakibatkan orang yang tidak bersalah menderita hukuman, sementara pelaku sebenarnya masih bebas. Hal ini menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan dan menodai prinsip keadilan yang seharusnya dijunjung tinggi. Keadilan sosial bukan hanya tentang hukuman yang setimpal, tetapi juga memastikan bahwa proses hukum berjalan dengan benar dan adil bagi semua pihak.
Namun kenyataan yang terjadi dalam kasus ini menunjukkan betapa jauhnya kita dari mewujudkan cita-cita tersebut. Pembunuhan Vina dan Eki bukanlah kejahatan biasa dan mencerminkan ketidakadilan yang meluas di masyarakat kita. Ketika keadilan sosial tidak ditegakkan, sebagian orang merasa bahwa tindakan melampaui hukum tidak akan membawa konsekuensi yang pantas.
Hal ini telah menciptakan lingkungan di mana kekerasan dapat dilakukan tanpa rasa takut akan hukuman, memperlihatkan lemahnya penegakan hukum dan tidak setaranya perlindungan hukum bagi seluruh warga negara. Selain itu, ketidakadilan sosial sering kali melibatkan kurangnya kesempatan bagi sebagian orang untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan yang layak, dan kehidupan yang aman.
Ketidakadilan struktural ini memperburuk situasi karena kelompok marginal lebih rentan terhadap kejahatan, baik sebagai pelaku maupun korban. Dalam konteks kasus ini, mungkin terdapat faktor sosio-ekonomi yang mendorong terjadinya perilaku kriminal, yang sekali lagi menunjukkan bahwa keadilan sosial belum sepenuhnya tercapai di Indonesia.
Reaksi masyarakat dan media terhadap kasus ini juga menunjukkan adanya keprihatinan yang besar terhadap sistem peradilan kita.Banyak orang merasa bahwa hukum seringkali tidak berpihak pada kelompok lemah dan rentan. Perasaan tidak puas ini, jika tidak ditangani secara bijak, dapat menjadi bom waktu yang meruntuhkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pemerintah, termasuk penegak hukum.
Pemecahan masalah ini memerlukan pendekatan yang lebih holistik. Pertama, penegakan hukum harus dilakukan secara adil, transparan, dan tanpa diskriminasi.Hal ini menciptakan rasa aman dalam masyarakat dan menekankan bahwa keadilan adalah hak semua warga negara.
Kedua, upaya sistematis harus dilakukan untuk mengurangi kesenjangan sosial ekonomi yang ada. Program pemerintah harus lebih fokus pada pemberdayaan masyarakat miskin dan rentan serta memberikan mereka akses yang lebih baik terhadap pendidikan, kesehatan dan pekerjaan.
Selanjutnya pendidikan karakter dengan penekanan pada nilai-nilai Pancasila harus ditanamkan sejak dini. generasi muda harus dibekali pemahaman mendalam akan pentingnya keadilan sosial dan kemanusiaan agar dapat tumbuh menjadi individu yang menghormati hak orang lain dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Pembunuhan Vina dan Eki hendaknya mengingatkan kita bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Tanggung jawab kita bersama adalah terus memperjuangkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari agar tragedi serupa tidak terulang kembali di kemudian hari.