OPINI : Sanjay Saputra, Mahasiswa Psikologi Islam IAIN SAS Babel
PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Kasus mutilasi yang terjadi di Ciamis baru-baru ini menggemparkan masyarakat Indonesia. Seorang pria, Tarsum, tega menghabisi nyawa istrinya, Yanti, dan memutilasi tubuhnya. Peristiwa ini tidak hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban, tetapi juga meninggalkan jejak trauma kolektif bagi warga sekitar dan masyarakat luas yang mengikuti berita ini.
Menyikapi Kekerasan Ekstrem dengan Pendekatan Holistik
Kejadian ini memaksa kita untuk menelaah lebih dalam akar permasalahan yang memicu tindakan keji tersebut. Motif sementara yang diungkapkan adalah masalah ekonomi dan dugaan depresi yang dialami pelaku. Ini menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental dan tekanan ekonomi bisa menjadi pemicu perilaku ekstrem dan tidak manusiawi. Dalam masyarakat yang sering kali menstigmatisasi masalah mental, banyak individu yang tidak mendapatkan dukungan dan bantuan yang mereka butuhkan.
Pentingnya Deteksi Dini dan Dukungan Kesehatan Mental
Kesehatan mental adalah aspek yang sering diabaikan dalam diskusi publik di Indonesia. Padahal, deteksi dini dan intervensi yang tepat bisa mencegah tragedi seperti ini. Pemerintah dan masyarakat harus lebih peka terhadap tanda-tanda gangguan mental. Program-program sosialisasi dan dukungan harus diperluas, termasuk pelatihan bagi kader kesehatan di tingkat desa untuk mengenali dan menangani kasus-kasus kesehatan mental sejak dini.
Peran Media dalam Memberikan Informasi yang Edukatif
Media memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental. Liputan kasus seperti ini harus diarahkan tidak hanya untuk memberikan informasi tentang kronologi kejadian, tetapi juga menyampaikan pesan penting mengenai pencegahan dan penanganan masalah kesehatan mental. Dengan demikian, media bisa menjadi agen perubahan yang mendorong masyarakat untuk lebih peduli dan tanggap terhadap isu-isu kesehatan mental.
Tindakan Hukum dan Pemulihan Sosial
Penegakan hukum yang tegas terhadap pelaku kejahatan sangat penting untuk memberikan keadilan bagi korban dan keluarganya. Namun, kita juga harus memikirkan langkah-langkah pemulihan sosial bagi masyarakat yang terdampak. Trauma kolektif yang diakibatkan oleh kasus ini memerlukan perhatian khusus, baik dari sisi psikologis maupun sosial. Pemerintah daerah dan lembaga terkait harus memberikan pendampingan kepada keluarga korban serta masyarakat sekitar agar mereka bisa pulih dari trauma yang dialami.
Kesimpulan
Kasus mutilasi di Ciamis adalah panggilan bagi kita semua untuk lebih serius menangani masalah kesehatan mental. Ini adalah saat yang tepat untuk meningkatkan kesadaran, mengembangkan program dukungan yang komprehensif, dan memperkuat sistem deteksi dini. Hanya dengan pendekatan yang holistik, kita bisa mencegah tragedi serupa terulang kembali dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara mental dan emosional.
Kita harus menyadari bahwa setiap individu yang mengalami masalah mental memerlukan perhatian dan dukungan, bukan stigma dan pengabaian. Hanya dengan sikap yang empatik dan tanggap, kita bisa membangun masyarakat yang lebih kuat dan lebih peduli terhadap sesamanya.