Fenomena Sosial di Kalangan Mahasiswa

Opini

OPINI : Putteri, Mahasiswi Psikologi Islam IAIN SAS Babel

PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Mahasiswa menjadi tanggungan atau beban finansial bagi orang tua/walinya dikarenakan masih belum memiliki penghasilan sendiri. Maka dari itu, mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengelola keuangannya sendiri agar dapat mencukupi kebutuhannya. Mahasiswa selama kuliah akan mengelola keuangan sendiri atau tanpa pengawasan penuh dari orang tua, sehingga pemahaman mahasiswa tentang pengelolaan keuangan pribadi menjadi sangat penting. Segala tuntutan, tanggung jawab dan kondisi yang dihadapi mahasiswa dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan mentalnya. Mahasiswa memiliki tanggung jawab untuk mengelola uang mereka sendiri dan membayar tagihan sereka sendiri. Hal ini juga dapat menjadi sumber stress, sehingga disebut financial stress. Financial stress mahasiswa didefinisikan sebagai kesulitan keuangan.
Tekanan finansial merupakan masalah utama yang dihadapi para mahasiswa. Banyak mahasiswa harus menghadapi tantangan biaya sekolah, biaya hidup, dan kebutuhan sehari-hari. Hal ini dapat menyebabkan tekanan keuangan yang berdampak negatif pada kesehatan mental dan kondisi emosional mereka. Trellis Research AS merilis sebuah riset mengenai tantangan keuangan di antara mahasiswa sarjana dan dampaknya terhadap keberhasilan mahasiswa. Survei yang telah dilaksanakan tersebut menghasilkan salah satu fakta bahwa kesulitan finansial dapat membuat mahasiswa lebih fokus bekerja untuk melunasi biaya sekolah, sehingga dunia perkuliahan menjadi sedikit terabaikan. Selain itu masalah finansial tidak hanya memengaruhi akademik tapi juga memengaruhi bagaimana pemenuhan kebutuhan dasar sehari-hari mahasiswa.
Kesejahteraan mahssiwa tidak dapat terlepas dari sumber keuangan mahasiswa itu sendiri, secara umum yaitu: kiriman dari orang tua, beasiswa dan part-time. Ketiga sumber keuangan tersebut bisa menimbulkan stress terhadapt mahasiswa yang msih sulit memanajemen waktu dan memanajemen keuangannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi financial stress yaitu, pendapatan orang tua, literasi keuangan, jenis kelamin dan tempat tinggal.

  1. Pendapatan orang tua menurut Ponnet, Wadsworth and Achenbach menyatakan pendapatan orang tua mempengaruhi financial stress, seseorang dari keluarga berpenghasilan rendah memiliki ketidakmampuan untuk mengakses sumber daya seperti keuangan yang tidak mencukupi kebutuhan di rumah dan biaya terkait anak daripada seseorang dari keluarga berpenghasilan menengah dan tinggi. Namun demikian pendapatan orang tua tidak memiliki dampak terhadap financial stress mahasiswa, dimana gaji setiap orang tua berbeda-beda tapi orang tua mereka masih bisa membayar kuliah dan masih bisa memberikan uang bulan untuk anaknya.
  2. Literasi keuangan menurut Delafrooz and Paim, Orton & Fin Mark TrustI dalam Peter & Lidya menyatakan literasi keuangan mempengaruhi financial stress, dimana memiliki literasi keuangan yang rendah akan berdampak pada pengelolaan keuangan yang buruk sehingga memicu rendahnya kesejahteraan. Efek selanjutnya adalah orang yang memiliki literasi keuangan rendah lebih mungkin mengalami tekanan keuangan.
  3. Jenis kelamin menurut Financial Finnese Reports dalam Peter & Lidya menyatakan bahwa pria lebih baik daripada wanita dalam mengurangi mengalami stres keuangan. Pasalnya perempuan memiliki kemampuan mengelola keuangan yang rendah dibandingkan laki-laki.
  4. Tempat tinggal menurut Heckman menyatakan tempat tinggal mempengaruhi financiak stress, bahwa mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua cenderung lebih rentan terhadap tekanan keuangan daripada mahasiswa yang tinggal bersama orang tua.
    Adapun solusi terhadap fenomena sosial di kalangan mahasiswa seperti tekanan finansial dapat berupa mengembangkan program beasiswa dan keuangan perbankan, mengumpulkan informasi yang lebih akurat mengenai sumber daya keuangan yang berlaku saat ini, dan mahasiswa mengelola anggaran mereka dengan bantuan keterampilan keuangan. Kemudian mahasiswa harus bisa memiliki pengetahuan keuangan pribadi, mencatat transaksi pengeluaran, bisa mengatur keuangan dengan baik agar tidak mudah mengalami financial stress serta memiliki tabungan masa depan. Sedangkan bagi universitas dengan menyelenggarakan suatu program seperti seminar atau workshop kepada mahasiswa tentang literasi keuangan.