Myanmar Dilanda Perang Saudara, Etnis Karen Lakukan Pemberontakan Bersenjata

Internasional

MYANMAR, Actadiurma.id – Karen National Union (KNU) yang mendapat dukungan People’s Defence Force (PDF) melakukan pemberontakan dengan menyerang posisi pasukan Junta Militer Myanmar di wilayah timur, berbatasan dengan Thailand. Pasukan pemberontak bahkan dikabarkan berhasil memaksa pasukan pemerintah di wilayah kota Myawaddy menyerahkan diri dan mengambil alih kendali kota.

Pemberontakan bersenjata etnis Karen yang memiliki populasi sekitar 5 juta jiwa atau 7% dari total penduduk Myanmar sudah  berlangsung sejak 1949 dengan dimotori oleh organisasi perlawanan yang menamakan diri Perserikatan Nasional Karen / Karen National Union (KNU).

Dilansir dari outlet berbasis Thailand, khaosodenglish.com, pasukan pemberontak Karen telah meningkatkan intensitas serangan dan berhasil merebut pos-pos penting di wilayah timur. Markas Militer Myawaddy yang merupakan benteng terakhir pasukan pemerintah di wilayah timur menghadapi gempuran dan akhirnya jatuh ketangan pemberontak, setelah para pemimpinnya melarikan diri dan meminta perlindungan Thailand.

Jatuhnya Markas Militer terbesar di Myawaddy termasuk Komando Taktis Tentara Myanmar di Ban Pang Kan yang berbatasan dengan provinsi Tak, Thailand, yang diikuti dengan mengungsinya aparatur negara dan Dewan Administrasi Militer Myanmar ke wilayah Kogarek Thailand, kota Myawaddy praktis dikuasai penuh oleh pemberontak Karen.

Meski belum ada pernyataan resmi dari junta militer terkait kekalahan telak pasukannya di Myawaddy, namun pada hari Minggu tanggal 7 April 2024, pemerintah Myanmar menghubungi pemerintah Thailand melalui Kementerian Luar Negeri, meminta izin pesawat militer Myanmar ATR 72-600 untuk mendarat di bandara di Distrik Mae Sot, Provinsi Tak, serta meminta perlindungan dan ijin meneyberangi perbatasan bagi pejabat Myanmar yang tertahan di Jembatan Persahabatan Thailand-Myanmar.

Sebelumnya pada hari Jumat, 5 April 2024, KNU memgumumkan pihaknya telah menerima penyerahan diri dari Batalion kota Thanganyinaung, sekitar 10 km sebelah barat Myawaddy. Untuk mendukung klaim tersebut, KNU mengunggah video para pejuangnya yang gembira memamerkan sejumlah besar senjata yang telah mereka rampas.