Cheng Beng, Tradisi Sembahyang Kubur Masyarakat Tionghoa Babel

Lokal

PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Warga  keturunan Tionghoa, di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung  ramai menggelar tradisi Cheng Beng atau sembahyang kubur. Hal itu dilakukan guna menghormati para leluhur

“Moment Cheng  beng kali ini untuk tempat kita berkumpul, bahkan dari orang -orang dari luar kota,  luar negeri pun, pulang untuk mengunjungi keluarga mereka” Kata Peziarah Liece Kamis (4/4/2024)

Liece menjelaskan kegiatan yang dimulai 21 Maret dan berakhir 4 April ini dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga, sebab mereka yang dari perantauan biasanya akan pulang untuk ceng beng bersama

“Acaranya setahun sekali dan kapan lagi makanya kita berkumpul, untuk mengenang sejarah” Ujarnya

Kegiatan yang berlangsung  sejak dini hari hingga jelang siang,  dengan melakukan sembahyang dan meletakkan sesajian,  berupa aneka buah-buahan,  ayam atau babi, arak,  aneka kue dan makanan vegetarian, uang kertas (kim cin),  yang ditaruh di makam.

Mereka kemudian menggelar ritual dan mendoakan para orangtua dan leluhur,  baik yang dimakamkan di area setempat maupun tempat lain, dengan harapan tuhan memberikan tempat terbaik. Tak cuma berdoa,  di makam mereka merapikan dan memperindah makam.

Selain ritual Cheng Beng,  momen ini dimanfaatkan warga tionghoa keturunan untuk berkumpul bersama keluarga,  khususnya mereka yang dari perantauan biasanya akan pulang kampung.

Sementara itu Pelaksana Harian Yayasan Sentosa Pangkalpinang, Fennie mengatakan perkuburan Santosa Pangkalpinang yang memiliki luas 20 hektare lebih,  merupakan salah satu makam terluas di Asia Tenggara, yang berada dalam satu hamparan, dengan 14 ribuan makam berada di sini.

” Cheng Beng itu merupakan kebiasaan dari warga Tionghoa yang lintas agama tidak membedakan agama apapun kebiasaannya adalah mendatangi kuburan leluhur  untuk memberi penghormatam sebagai  wujud bakti kepada leluhur untuk mengenang juga kepada mereka yang telah meninggal ” Ujarnya