EROPA, Actadiurma.id – Sebuah satelit telah hancur dan masuk kembali ke atmosfer Bumi setelah hampir tiga dekade mengorbit. Sebagian besar satelit ERS-2 terbakar di atmosfer dan sebagian pecahannya jatuh ke Samudra Pasifik Utara.
Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA), satelit ERS-2, sebuah satelit Eropa yang diluncurkan pada tahun 1995 untuk mengamati Bumi dan mengakhiri misinya 13 tahun yang lalu, lebih lama tiga tahun dari masa pakai yang direncanakan, akhirnya kembali ke Bumi pada hari Rabu (21/02).
Puing-puing dari satelit jatuh di Samudra Pasifik Utara sekitar pukul 18:17 waktu setempat, kata ESA. Ketinggian satelit terus menurun sejak ESA memutuskan untuk menghentikannya pada tahun 2011.
Dalam situs webnya, ESA menjelaskan bahwa satelit tersebut mencapai ketinggian kritis sekitar 80 kilometer di atas permukaan Bumi pada hari Rabu (21/02), di mana pada ketinggian tersebut daya tarik atmosfer begitu kuat sehingga satelit ini mulai pecah berkeping-keping.
Satelit ini diperkirakan memiliki massa sekitar 2.294 kg setelah bahan bakarnya habis. “Rata-rata, objek dengan massa yang sama masuk kembali ke atmosfer Bumi setiap satu atau dua minggu,” kata ESA di situsnya.
Pakar ESA telah mengatakan hampir tidak ada kemungkinan puing-puing tersebut membahayakan manusia dan mengonfirmasi hal itu dalam sebuah pernyataan setelah satelit itu masuk ke atmosfer Bumi.
“Kemungkinan jatuhnya satelit menimpa kepala seseorang diperkirakan satu banding satu miliar,” kata Benjamin Bastida Virgili, seorang insinyur sistem puing-puing antariksa ESA.