WASHINGTON, Actadiaurma.id – Amerika Serikat melancarkan serangan udara balasan pada Jumat (2 Februari) di Irak dan Suriah terhadap lebih dari 85 sasaran yang terkait dengan Garda Revolusi Iran (IRGC) dan milisi yang mereka dukung, kata militer AS, setelah serangan mematikan di Yordania yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai sekitar 40 lainnya.
Serangan tersebut diyakini hanya yang pertama dalam respons multi-tingkat yang dilakukan pemerintahan Presiden Joe Biden dalam menanggapi serangan akhir pekan lalu yang dilakukan oleh militan yang didukung Iran.
Meskipun serangan AS tidak menargetkan lokasi mana pun di Iran, serangan tersebut kemungkinan akan meningkatkan kekhawatiran mengenai meningkatnya ketegangan di Timur Tengah akibat perang Israel yang sudah berlangsung lebih dari tiga bulan dengan militan Hamas Palestina di Gaza.
“Respons kami dimulai hari ini. Ini akan berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Biden dalam sebuah pernyataan.
“Amerika Serikat tidak menginginkan konflik di Timur Tengah atau di mana pun di dunia. Namun, biarlah semua orang yang ingin menyakiti kami mengetahui hal ini: Jika Anda menyakiti orang Amerika, kami akan membalasnya.”