BANGKA, Actadiurma.id – Kelompok nelayan di wilayah Mengkubung Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) setiap harinya selalu dibenturkan dengan maraknya aktivitas ilegal mining (tambang ilegal), yang mengakibatkan para nelayan terancam kehilangan mata pencahariannya sebagai nelayan.
Upaya memperjuangkan hak mereka telah dilakukan baik melalui jalur diplomatis ataupun turun langsung melakukan aksi demonstrasi. Hingga hari ini, 31 Januari 2024 aktivitas tambang timah ilegal masih tetap berlangsung di sekitar perairan Batu Hitam dan muara Sungai Rumpak Desa Riding Panjang Kecamatan Belinyu.
Salah satu nelayan Dusun Mengkubung, Eko mengatakan harapnya agar aparat penegak hukum (APH) khususnya Polda Babel benar-benar serius menyikapi persoalan ini, dengan melakukan penertiban dan menindak tegas para pelaku ilegal mining.
“Kami berharap APH dan pemerintah setempat dapat menertibkan dan menindak tegas pelaku tambang ilegal di daerah Pulau Mengkubung, Rumpak, Batu Hitam dan perairan Pulau Padi agar menjadi efek jera dan tidak lagi melakukan pertambangan di wilayah tangkap nelayan,” kata Eko, Rabu (31/1/2024).
Sebelumnya pada tanggal 12 Desember 2023 aksi demonstrasi dari sekelompok nelayan dan elemen mahasiswa yang turun langsung melakukan protes ke Mapolda Bangka Belitung, namun belum membuahkan hasil yang diharapkan. Bahkan APH dinilai terkesan pasif dan mengabaikan keluhan nelayan.
“Kami kecewa dengan Polda Babel yang justru tidak menunjukkan ketegasan, bahkan terkesan mendiamkan persoalan ini,” kata Eko.
Penangkapan salah satu kolektor bijih timah yang diduga bersumber dari aktivitas ilegal mining di wilayah tersebut dan terjadinya aksi penikaman sesama kelompok penambang seolah tidak cukup bagi Polda Babel untuk melakukan penindakan secara tegas.
Nelayan dan beberapa pimpinan organisasi mahasiswa beberapa waktu terakhir sudah melakukan konsolidasi, dan menghasilkan kesepakatan untuk segera melakukan aksi demonstrasi di Mapolda Babel dalam waktu dekat apabila tidak ada langkah tegas dari Polda Babel.
“Beberapa hari lalu kami (nelayan) sudah melakukan pertemuan dengan mahasiswa, dan salah satu hasil pertemuannya akan melakukan aksi,” ujarnya.
Presiden Mahasiswa POLMAN BABEL, Atha membenarkan rencana aksi tersebut.
“Benar adanya bahwa kami bersama nelayan dan beberapa organisasi mahasiswa akan menggelar aksi di Mapolda Babel, sebagai bentuk protes kami untuk menagih janji Polda Babel pada aksi yang kami lakukan beberapa waktu lalu,” tutur Atha.
Atha juga menyampaikan akan melakukan konsolidasi ke beberapa organisasi mahasiswa lainnya, agar dapat turun dengan jumlah massa yang lebih besar.
“Kami juga berencana akan mengerahkan massa aksi yang jauh lebih besar dari aksi sebelumnya, bila perlu kami minta Kapolda Babel mundur saja dari jabatannya karena tidak mampu mewujudkan ketertiban masyarakat,” katanya.