JAKARTA, Actadiurma.id – Kandidat presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali komitmennya pada hari Minggu untuk menjunjung tinggi prinsip non-blok yang sudah lama ada di Indonesia dalam urusan global jika ia berhasil menjadi presiden.
Indonesia berdiri sebagai anggota pendiri Gerakan Non-Blok yang didirikan pada tahun 1961 pada era Perang Dingin. Akar gerakan ini dapat ditelusuri kembali ke Konferensi Asia-Afrika yang diadakan di Bandung pada tahun 1955.
Selama debat calon presiden di Jakarta, Prabowo menekankan pentingnya kebijakan luar negeri Indonesia, menggarisbawahi perlunya menjaga kepentingan nasional sekaligus membina hubungan baik dengan negara-negara di seluruh dunia.
“Punya seribu teman saja tidak cukup, dan satu musuh itu terlalu banyak,” kata Prabowo di Istora Sports Stadium, Jakarta.
Dalam kapasitasnya sebagai menteri pertahanan saat ini, Prabowo menekankan pentingnya menjaga pertahanan yang kuat, dan menegaskan bahwa perdamaian tidak mungkin tercapai tanpa militer yang tangguh. Menjaga negara sejalan dengan tanggung jawab mendasar yang digariskan dalam UUD 1945 – menjamin keselamatan dan keamanan rakyat Indonesia, katanya.
Prabowo juga menggarisbawahi tantangan sejarah yang dihadapi bangsa ini, termasuk intervensi eksternal dan eksploitasi sumber daya alam dengan biaya minimal.
“Sepanjang sejarah, Indonesia telah bergulat dengan upaya eksternal untuk memecah belah, menaklukkan, dan mengeksploitasi sumber daya kita dengan hasil yang minimal,” kata Prabowo. “Untuk mendorong Indonesia menuju pembangunan dan kesejahteraan, menciptakan lapangan kerja yang berkelanjutan, menjaga dan mengelola sumber daya kita secara efektif adalah hal yang sangat penting.”