JAKARTA, Actadiurma.id – Keretakan tak terduga dalam tim kampanye calon presiden Anies Baswedan muncul ketika dua anggota penting berselisih di depan umum mengenai prospek membentuk koalisi dengan partai politik lain jika terjadi pemilihan putaran kedua.
Survei baru-baru ini menunjukkan bahwa Anies mungkin akan berhadapan dengan calon terdepan, Prabowo Subianto, dalam pertarungan head-to-head jika tidak ada kandidat yang menang langsung pada pemilu 14 Februari.
Pergeseran situasi ini menempatkan mantan Gubernur Jakarta ini mengungguli Ganjar Pranowo, yang merosot ke posisi ketiga dalam berbagai jajak pendapat.
Namun ketegangan muncul ketika salah satu politisi tim kampanye Anies menampik spekulasi perluasan koalisi dengan partai politik yang beraliansi dengan Ganjar pada potensi putaran kedua.
Ahmad Ali, wakil ketua Partai Nasional Demokrat (Nasdem), kekuatan utama dalam koalisi tiga partai pendukung Anies, menolak gagasan pembentukan aliansi di luar daerah pemilihan.
“Kami tidak beraliansi dengan kelompok tertentu, kesetiaan kami ada pada rakyat. Bergabung dengan tim pemenangan Ganjar tidak mungkin dilakukan karena kami adalah pesaing langsung,” kata Ahmad.
Ia mengungkapkan niat tim untuk menjalin hubungan dengan pendukung Ganjar, namun tidak dengan calon itu sendiri yang “hanya mewakili satu suara”.
“Dalam berkomunikasi dengan pendukung Ganjar, kita harus mewaspadai oknum yang mengaku mengatasnamakan rakyat,” kata Ahmad.
Komentar-komentar ini mendapat kecaman keras dari sesama anggota kampanye Sudirman Said, yang mengecam pernyataan Ahmad sebagai “provokatif” dan berpotensi meresahkan para relawan, pemilih, dan anggota koalisi di kubu Anies.