JAKARTA, Actadiurma.id – Politisi senior Maruarar Sirait secara resmi berpisah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada hari Senin, menyatakan kesetiaannya kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo.
Kepergian Maruarar semakin menggarisbawahi perselisihan yang semakin besar antara Jokowi dan partai berkuasa, terutama setelah putra presiden tersebut juga meninggalkan PDI-P untuk bergabung dengan kandidat saingannya sebagai cawapres pada pemilihan presiden 14 Februari mendatang.
Karena Jokowi tidak memenuhi syarat untuk dipilih kembali karena batasan masa jabatan konstitusional, dukungannya terhadap kandidat PDI-P Ganjar Pranowo tidak pasti, terutama karena putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, telah bergabung dengan kampanye Prabowo Subianto.
“Saya sudah menentukan pilihan politik saya untuk bersanding dengan Pak Jokowi untuk perjalanan selanjutnya,” kata Maruarar kepada wartawan di Jakarta. “Dia telah memberikan kontribusi yang signifikan kepada negara, menggunakan pendekatan yang sungguh-sungguh untuk memerangi radikalisme, membantu masyarakat miskin, menasionalisasi Freeport, dan memelopori relokasi ibu kota negara untuk mendorong distribusi kekayaan.”
Maruarar mengucapkan selamat tinggal kepada pimpinan PDI-P di markas partai di Jalan Dipenogoro, Jakarta Pusat, sambil menyerahkan kartu anggotanya.
Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dalam keterangannya mengakui kepergian Maruarar dengan menegaskan keanggotaan partai bersifat sukarela.
“Keanggotaan partai itu atas dasar sukarela, begitu juga dengan perpisahannya,” kata Hasto.
Maruarar, yang telah menjabat sebagai anggota DPR selama 15 tahun, bukan satu-satunya tokoh PDI-P yang meninggalkan partai menjelang pemilu. Pada bulan Agustus, mantan anggota DPR Budiman Sudjatmiko diberhentikan oleh PDI-P setelah secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap pencalonan Prabowo sebagai presiden.