Filosofi Botol Kosong dan Gimmick Politik Jelang Pemilu 14 Februari 2024

Opini

OPINI : Okta Renaldi, Kabid PTKP HMI Cabang Bangka Belitung Raya

BANGKA BELITUNG, Actadiurma.id – Muhasabah merupakan langkah kongkrit dan strategis dalam bermawas diri, terlebih bagi mereka yang nantinya memegang peranan penting dan memiliki otoritas dalam merumuskan dan menjalankan kebijakan yang nantinya akan melibatkan orang banyak.

Tepat dipenghujung tahun 2023, terhitung  ± 44 hari lagi kita akan dihadapkan dengan ajang 5 tahunan yang secara esensi bukan hanya tentang sirkulasi kekuasaan, namun terdapat beberapa hal yang harus seharusnya menjadi pertarungan ide dan gagasan, bukan sebaliknya yang setiap harinya malah dipertontonkan dengan masifnya gerak-gerik gimmick politik yang hanya mengedepankan eksistensi kekuasaan.

Perhelatan demokrasi yang datang lima tahun sekali pada tingkat lokal maupun nasional dalam hal pemilu anggota dewan perwakilan rakyat ditingkat kabupaten/kota, provinsi maupun nasional juga pemilihan presiden dan wakil akan segera diselenggarakan.

Filosofi botol kosong adalah hal yang menarik untuk seharusnya menjadi rujukan bagi para calon pemimpin yang hari ini memantaskan diri untuk ikut serta dalam pesta demokrasi, bahwa jika botol kosong yang hanya diisi dengan air mineral harganya 3rb, sedangkan jika diisi oleh jus buah ataupun madu harganya bisa mencapai ratusan ribu, apalagi jika diisi oleh parfum kemungkinan bisa sampai jutaan, namun jika botol kosong hanya diisi dengan air kotor atau comberan maka botol itu tidak ada harganya dan hanya akan dijadikan sampah.

Dari filosofi tersebut seharusnya pemahaman yang benar dan kerja-kerja nyata yang memihak kepada rakyat menjadi faktor utama yang harus dikedepankan, mengingat ajang 5 tahunan ini seharusnya janji-janji politik yang dilontarkan bukan hanya sebatas angin surga yang kemudian bias akan komitmen yang dibangun sebatas ucapan tanpa diselaraskan dengan komitmen tindakan. Sehingga hal itu lah yang menentukan apakah para kontestastan menjadi botol yang diisi oleh parfum atau hanya diisi oleh air kotor/comberan.

Narasi kebencian seharusnya tidak tergambarkan, namun gagasan dalam menjawab persoalan harus dikonsepkan dengan matang, mengingat masalah sosial masih sangat masif terjadi, semisal konflik horizontal yang tidak mampu diatasi oleh pemerintah dan stackholder terkait, keberpihakan pemerintah yang masih abstrak dan ketidakmampuan dalan menjalankan dan menyesuaikan areal mapping yang telah dirumuskan.

Cara jitu yang seringkali dipakai oleh para kandidat untuk membeli suara para konstituen lewat politik uang adalah virus dan wabah demokrasi yang menjadi budaya. Alunan mesra transaksi antara kandidat calon lewat para timsesnya kepada para memilih menimbulkan kandungan budaya transaksional sehingga inilah yang menyebabkan keberpihakan nantinya sulit memenuhi kebutuhan masyarakat.

Bangka Belitung yang luas daratannya mencapai 16.424 km², yang dari luas daratan tersebut terdapat banyak masalah dan kepentingan didalamnya, berdasarkan data dari BPS bahwa  20% luas daratan Babel sudah dikuasai oleh perkebunan kelapa sawit, dan 167,104 hektar adalah lahan kritis pasca tambang, maka hal ini yang seharusnya bisa dijawab oleh para kontestan untuk memberikan ruang hidup yang layak bagi masyarakat, mengingat konteks dalam penyelesaian masalah tidak bisa abu-abu keberpihakan harus dinyatakan terhadap penguasa,pengusaha atau berpihak pada rakyat biasa.

Bergeser kesektor kelautan, penyempitan ruang tangkap nelayan yang tergerus akibat masifnya aktivitas pertambangan yang sampai dengan detik ini tidak mampu diselesaikan dan terkesan didiamkan sehingga mengakibatkan konflik jangka panjang antara nelayan dan penambang. Lebih dari 23 tahun Babel berdiri belum mampu menunjukan identitasnya sebagai daerah kepulauan yang sejauh ini hanya dikenal sebagai daerah penghasil biji timah.

Berdasarkan (HR Bukhari) jika suatu urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancurannya.  Dalam hal ini penting bagi para kontestan untuk bermawas diri, agar cenderung fokus berbuat dan tidak selalu mengedepankan kinceng nasi, mengingat masyarakat butuh kerja-kerja nyata karena sudah cukup lelah ajang 5 tahunan menjadi ajang suka ria, sedangkan masyarakat setiap 5 tahunnya berduka cita. Mari bersama-sama untuk seluruh elemen masyarakat  untuk terus mengawal dan mencegah bahwa kita bukanlah turis yang dituntut hidup dinegeri sendiri.