Cak Imin Dan Khofifah Berebut Pengaruh di Basis NU

Nasional

JAKARTA, Actadiurma.id – Kubu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 1 dan nomor urut 2 berubut suara di Jawa Timur. Mereka terlibat aksi saling ’menyindir’ satu sama lain untuk bersaing menjadi yang paling dominan di basis suara Nahdliyin tersebut.

Nahdliyin adalah sebutan untuk pengikut Nahdlatul Ulama alias NU, ormas Islam terbesar di Indonesia. Sedangkan Jawa Timur adalah salah satu basis utama pengikut NU. Di provinsi yang berada ujung timur Pulau Jawa itu, NU tidak hanya menjadi kekuatan sosial keagamaan yang sangat berpengaruh, tetapi juga menjadi pemain kunci politik baik regional maupun nasional. Setidaknya hampir semua kandidat capres dan cawapres berusaha mendekatkan diri dengan NU.

Paslon nomor 1 Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin), merupakan paslon yang merepresentasikan kekuatan politik Islam perkotaan dengan NU. Anies adalah seorang intelektual yang dekat dengan Islam perkotaan.

Sedangkan Cak Imin, kalau menurut pengakuannya, sejak lahir sudah NU. Cak Imin adalah cicit dari Kyai Haji Bisri Syansuri, salah satu tokoh NU dan pejuang pada era kemerdekaan maupun pasca kemderkaan dulu. Cak Imin juga merupakan keponakan dari KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Dia sekarang memimpin Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang basis pemilihnya adalah warga Nahdliyin.

Di pasangan nomor urut 2, kendati Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, bukan merepresentasikan golongan Islam manapun, namun di bekalang keduanya ada beberapa tokoh yang cukup berpengaruh.

Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN), Nusron Wahid, adalah bekas Ketua Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), salah satu sayap pemuda NU. Selain itu, Prabowo-Gibran, juga memperoleh mesin baru di Jawa Timur dengan bergabungnya sosok Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah saat ini menjabat sebagai Gubernur Jatim. Dia adalah tokoh NU dan merupakan Ketua PP Muslimat NU. Khofifah berhasil memenangkan Pilkada di Jawa Timur pada 2018 lalu.