DRONE, Actadiurma.id – Program pengembangan drone di India mendapat sorotan tajam, menyusul episode ‘Battle Cry’ yang dipandu oleh Shiv Aroor. Segmen siaran langsung, yang berfokus pada urusan pertahanan dan strategis, menguraikan apa yang disebut sebagai ‘kekacauan drone India’, yang memicu perbincangan nasional mengenai keadaan proyek drone di negara tersebut. Sebagian besar pembicaraan ini berkisar seputar proyek Ghatak, yang kini dianggap berisiko karena isu-isu yang muncul.
Tantangan Perkembangan Drone India
Wacana tersebut memberikan gambaran yang menantang tentang pengembangan drone di India, dengan penekanan pada kegagalan yang terjadi baru-baru ini. Segudang persoalan diutarakan, mulai dari desain efisien, teknologi mesin, hingga persoalan pengadaan. Dampak masalah mesin terhadap pengembangan drone semakin terlihat, dan hal ini menunjukkan bagaimana kesulitan teknis ini menghambat kemajuan.
Produksi Pribumi dan Keamanan Nasional
‘Battle Cry’ juga menyoroti peran penting produksi dalam negeri dalam menjaga keamanan nasional. Pentingnya desain drone Archer, yang dimodifikasi oleh para profesor di institut India, dikedepankan, menggarisbawahi pentingnya teknologi buatan dalam negeri. Namun, selain apresiasi terhadap inovasi, sebuah kenyataan nyata juga terungkap: kebutuhan mendesak angkatan bersenjata India akan sistem persenjataan yang efektif.
Mengatasi Kekurangan Pertahanan
Kebutuhan untuk mengatasi kelemahan kemampuan pertahanan India muncul sebagai tema sentral. Memperkuat keamanan nasional dan kesiapsiagaan pertahanan dianggap sebagai hal yang paling penting, hal ini menyoroti gawatnya situasi yang ada. Episode ini diakhiri dengan janji untuk menyelidiki lebih dalam tantangan yang dihadapi India di bidang kendaraan udara tak berawak (UAV), yang menunjukkan fokus berkelanjutan pada masalah mendesak ini.