Militer AS Melancarkan Serangan Kedua Terhadap Pasukan Houthi di Yaman

Internasional

HOUTHI, Actadiurma.id – Dalam serangan yang diperhitungkan, militer Amerika Serikat, bekerja sama dengan sekutunya, melancarkan serangan kedua terhadap pasukan Houthi di Yaman. Tindakan tegas ini menyusul operasi besar-besaran yang dilakukan sehari sebelumnya yang menyasar sekitar 30 lokasi strategis. Tujuan utama serangan ini adalah untuk melemahkan kemampuan Houthi dalam menimbulkan ancaman terhadap lalu lintas maritim di Laut Merah.

Mengamankan Lalu Lintas Maritim
Menurut pejabat AS yang tidak mau disebutkan namanya, serangan itu ditujukan untuk melemahkan komando dan kendali Houthi, kesadaran wilayah maritim, dan kemampuan serangannya. Operasi yang diberi nama ‘Operasi Penjaga Kemakmuran’ ini dibentuk sebagai respons terhadap serangan Houthi yang terus-menerus terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Koalisi ini terdiri lebih dari dua puluh negara, dipimpin oleh A.S., dan berkomitmen untuk menjaga perdagangan internasional di wilayah tersebut.

Kecaman dan Dampak Global
Komunitas internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB, dengan tegas mengutuk tindakan Houthi dan memperingatkan agar tidak terjadi eskalasi lebih lanjut. Amerika Serikat, bersama dengan sekutu-sekutunya, telah mengeluarkan peringatan keras kepada kelompok Houthi, mendesak mereka untuk menghentikan agresi mereka atau menghadapi konsekuensi yang parah. Menyusul serangan lain terhadap jalur pelayaran, pasukan AS dan Inggris melancarkan serangan udara dan rudal, yang menghantam puluhan sasaran Houthi di Yaman.

Akibat dan Potensi Eskalasi
Militer AS, yang didukung oleh negara-negara termasuk Australia, Bahrain, Kanada, dan Belanda, menargetkan lebih dari 16 lokasi yang dikuasai Houthi dalam serangan lanjutan. Tujuan di balik serangan ini adalah untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan Houthi dalam membahayakan pelaut dan perdagangan global di Laut Merah. Operasi tersebut mendapat reaksi beragam, dengan kritik mengenai waktu dan persetujuan kongres. Pemberontak Houthi, sebagai tanggapannya, telah menjanjikan pembalasan yang keras, mengisyaratkan potensi peningkatan konflik.