Pejabat Iran Korup dan Bisnis Miliaran Dolar Teh Impor

Internasional

TEHERAN, Actadiurma.id – Dua miliar dolar AS disebut-sebut telah digelapkan saat impor teh ke Iran. Ini hanyalah satu dari sekian banyak kasus korupsi, yang terutama melibatkan para petinggi Garda Revolusi Iran.

Awal Desember lalu, kasus penggelapan dana sempat menjadi berita utama dan menghebohkan Iran. Kepala Kantor Inspeksi Kehakiman memberi tahu media lokal bahwa dua miliar dolar AS telah diselewengkan secara kriminal sehubungan dengan impor teh. Para pelaku disebut merupakan kelompok yang menerima mata uang asing murah dari negara, yang khusus ditujukan untuk membeli teh di pasar internasional untuk diimpor ke Iran.

Alih-alih mengimpor produk teh berkualitas tinggi dari India dengan harga USD14 per kg, para pelaku membeli teh dari Kenya yang harganya hanya USD2 per kg. Mereka berhasil mengalihkan total dua miliar dolar AS, yang mereka tukarkan dengan mata uang Iran, Rial, di pasar gelap, dan meraup untung besar untuk kantongnya sendiri.

Para tersangka adalah petugas “Markas Besar Ketahanan Pangan,” yang dibentuk oleh Kementerian Perekonomian dua tahun lalu. Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan produksi dan impor pangan, sebagai keberhasilan menghadapi sanksi internasional.

Markas Besar Ketahanan Pangan dipimpin oleh mantan komandan Garda Revolusi dan memiliki akses terhadap pendapatan dari ekspor minyak, sebagian besar dalam mata uang dolar AS. “Untuk menghindari sanksi, Garda Revolusi lalu mengambil alih ekspor minyak,” jelas Behzad Ahmadinia, jurnalis Iran yang tinggal di Siprus dalam sebuah wawancara dengan DW.

Behzad Ahmadinia mengkhususkan diri dalam penelitian minyak dan energi di Iran. Dia menceritakan, Garda Revolusi telah mendirikan banyak perusahaan di dalam dan di luar Iran. Lalu mereka secara ilegal mengekspor dan menjual minyak kepada pelanggan yang tidak dikenal dengan harga yang tidak diketahui.

“Kami tidak tahu berapa banyak pendapatan dari ekspor minyak yang mengalir ke perusahaan mana dan berapa uangnya. Semuanya diatur secara internal – di kalangan politisi dan pejabat yang dekat dengan penguasa. Mereka sendiri, keluarga, dan teman-teman mereka mendapat manfaat dari situasi yang seperti klan mafia ini”, katan Ahmadinia.