Ganjar Pranowo Berusaha Memodernisasi Sistem Pertahanan

Nasional

JAKARTA, Actadiurma.id – Kandidat presiden Ganjar Pranowo menguraikan posisinya di bidang pertahanan, keamanan, dan hubungan internasional selama debat presiden pada hari Minggu. Ganjar menekankan perlunya modernisasi sistem pertahanan, redefinisi kebijakan luar negeri, dan reformasi kepolisian secara komprehensif.

“Kebijakan luar negeri kita adalah alat negosiasi dengan dunia luar, namun kepentingan rakyat harus menjadi prioritas utama. Kita harus mendefinisikan kembali kebijakan luar negeri bebas aktif kita agar selaras dengan kondisi saat ini,” kata Ganjar saat debat.

Ganjar mengatakan saat ini masyarakat Indonesia membutuhkan lebih banyak lapangan kerja dan investasi. Oleh karena itu, para diplomat dan duta besar akan ditugaskan untuk mengatasi masalah ini.

Terkait isu Palestina, Ganjar menegaskan dukungan Indonesia yang konsisten terhadap upaya dekolonisasi. “Ini komitmen kami terhadap Palestina,” ujarnya. Di bidang sistem pertahanan, Ganjar mengumumkan rencana transformasi sistem pertahanan rakyat semesta menjadi landasan pertahanan negara.

“Pertahanan kita harus masuk ke ranah (teknologi) 5.0, seperti rudal hipersonik, sensor kuantum, senjata siber, dan sistem senjata otonom. Semua itu bisa tercapai jika anggaran pertahanan mencapai 1-2 persen PDB, memastikan kekuatan esensial minimum (MEF) bisa tercapai. Saya khawatir MEF tidak akan tercapai pada tahun 2024,” kata Ganjar.

Saat ini anggaran pertahanan Indonesia berada pada kisaran 0,8 persen PDB. Menyikapi masalah keamanan, Ganjar menyoroti pentingnya mengatasi ancaman seperti terorisme, narkotika, pinjaman online, perjudian online, kekerasan seksual, dan pencucian uang.

Reformasi kepolisian harus mengantisipasi ancaman tersebut dengan memperkuat sistem sibernya, pungkas Ganjar.