Pegawai RS Medika Stania Demo Manajemen Terkait PHK Berkedok Mutasi

Lokal
  • Manajemen Medika Stania Akui Terpaksa Mutasi karena Kerjasama dengan BPJS Putus

BANGKA,- Puluhan pegawai rumah sakit (RS) Medika Stania Sungailiat demo terhadap pimpinan manajemen perusahaan, Rabu (27/12/2023) pagi. Hal ini dipicu beberapa persoalan yang diantaranya persoalan utama tentang  mutasi pegawai hingga ke Karimun, Kepulauan Riau. 

Dalam aksi di depan kantor manajemen RS Medika Stania Sungailiat pegawai berdemo sambil membentang spanduk dan karton. Pegawai menyuarakan kebijakan manajemen RS Medika Stania Sungailiat yang dinilai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) berkedok mutasi. 

Dalam orasi yang dilakukan secara bergantian pegawai menyatakan belum mendapat kejelasan soal nasibnya ke depan. Termasuk keberatan atas mutasi yang tidak dijawab dan dampak mutasi menyebabkan ada pegawai harus terpisah dari anak balitanya. 

Pegawai juga menilai manajemen tidak sehat, plin-plan dan tidak sesuai kompetensinya. Tidak adanya penghargaan bagi pegawai yang telah bekerja hingga lebih hari 10 tahun dinilai semakin parah dengan kebijakan mutasi ke Karimun. 

“Kenapa kami dimutasi ke Karimun, ini mutasi seperti like, dislike. Ini PHK berkedok mutasi. Kami menuntut profesionalisme dan keterbukaan,” kata pegawai dalam aksi demo yang dikawal aparat kepolisian serta Satpam RS Medika Stania Sungailiat.. 

“Terkesan ini dipaksakan, apakah kami ditumbalkan?, ini suara hati kami.Ini bentuk dari ketidakjelasan dan disinyalir kami ditumbalkan. Kami meninggalkan anak istri yang tidak ada kejelasan sampai kapan mutasinya,” ujar pegawai lainnya. 

Pegawai yang demo mendesak jajaran direktur dicopot karena melakukan kebijakan tak adil. Masalah mutasi yang disebut karena BPJS tidak lagi bekerja sama dengan RS Medika Stania ini pun disebut hanya menumbalkan sebagian pegawai saja. 

Koordinator lapangan aksi pegawai RS Medika Stania Sungailiat, Reisa Putri Pratiwi menegaskan beberapa tuntutan yang diminta pegawai seperti transparansi mutasi pegawai. Pasalnya mutasi yang terjadi terkesan tidak transparan. 

“Karena orang yang hamil, yang sakit masih mutasi, sedangkan mereka butuh perawatan. Kami meminta kejelasan kawan-kawan yang dimutasi. Sudah tiga bulan rencana mutasi itu tapi SK juga belum keluar. Jawabannya belum ada sampai sekarang,” kata Reisa Putri Pratiwi. 

Pihaknya meminta manajemen yang tidak profesional segera dirombak dan bila aspirasi aksi tidak diindahkan akan mengadu persoalan ke DPRD Bangka. Selain itu pihaknya tidak ada niatan untuk mundur dari pekerjaan hanya meminta adanya hak yang adil bagi pegawai. 

Aksi demo juga akan kembali dilakukan seraya menunggu upaya lain selama persoalan tidak diakomodir oleh manajemen RS Medika Stania. Setelah beberapa waktu melakukan orasi, manajemen kemudian menemui pegawai yang berdemo. Dialog sempat dilakukan namun tidak menemukan kesepakatan antara pegawai dan manajemen. 

Pihak RS Medika Stania Sungailiat melalui, Vice Presiden HGGA PT BTM, Firmansyah mengatakan mutasi dilakukan karena tidak ada lagi kerjasama BPJS dengan RS Medika Stania. Pemutusan kerjasama itu berdampak pada tidak sanggupnya manajemen RS Medika Stania membayar hak karyawan. 

“Jadi salah satu strategi perusahaan, strategi manajemen agar teman-teman tidak di-PHK yaitu dimutasi,” kata Firmansyah. 

Kebijakan lainnya dilakukan dengan tidak memperpanjang karyawan kontrak dan posisi karyawan kontrak akan diisi karyawan tetap. Pihaknya mengklaim tidak ada kebijakan “merumahkan” karyawan maupun PHK.

Terkait pemutusan kerjasama BPJS dengan RS Medika Stania pihaknya memilih tidak memberikan tanggapan. Termasuk ketika disinggung adanya dugaan penggelapan dan Tipikor hingga informasi adanya pelaporan ke kepolisian terkait persoalan BPJS di RS Medika Stania, pihaknya enggan menanggapi. 

“Terkait hal itu (masalah pemutusan kerjasama BPJS dengan Medika Stania)  biarlah media yang melihat jalannya seperti apa, karena bukan kami yang harus menyampaikan hal itu. Karena kita harus menjaga nama baik rumah sakit,” sebutnya. 

Sementara itu, Direktur RS Medika Stania Sungailiat, dr Gustomi mengatakan proses mutasi terhadap karyawan oleh manajemen dilakukan dengan pertimbangan beberapa hal diantaranya pegawai belum menikah, serta menyesuaikan kebutuhan RS jaringan Medika Stania di Karimun. Mutasi juga menyasar kalangan direktur selain karyawan dan staf, termasuk dirinya sendiri ikut dimutasi. 

Ia memastikan perusahaan telah mengakomodir kebutuhan mutasi seperti transportasi pesawat, tempat tinggal, dan lainnya. Ia akui, sebelumnya 90% pendapatan diraih oleh RS Medika Stania Sungailiat dari kerjasama dengan BPJS. Pendapatan yang hilang tersebut membuat mutasi mau tak mau harus dilakukan. 

“Kalau nanti BPJS bekerjasama lagi nanti pasien kita bisa 100 persen. Gak mungkin kita gak nambah karyawan, yang ngerti di lapangan ini mereka-mereka ini,” ujarnya. 

Mengenai mutasi terkesan like, dislike hal itu dibantah pihaknya. Pasalnya, mutasi dilakukan dengan proses waktu beberapa bulan. Mutasi dianggap cara perusahaan bertahan untuk menghadapi hilangnya pemasukan dampak kerjasama BPJS yang putus.