MOSKOW, Actdiurma.id – Rusia mengonfirmasi salah satu kapal perangnya rusak akibat serangan Ukraina di pelabuhan Laut Hitam. Serangan udara terjadi di Feodosiya di Krimea yang diduduki Rusia pada Selasa pagi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kapal pendarat besar Novocherkassk dihantam oleh pesawat Ukraina yang membawa peluru kendali. Panglima Angkatan Udara Ukraina sebelumnya mengatakan pesawat tempurnya telah menghancurkan kapal tersebut.
Satu orang tewas dalam serangan itu, menurut pemimpin Krimea yang dilantik Rusia, Sergei Aksyonov. Enam bangunan rusak dan sejumlah kecil orang harus dibawa ke pusat akomodasi sementara, tambahnya. Operasi transportasi pelabuhan dikatakan berfungsi normal setelah area tersebut ditutup, sementara kebakaran yang disebabkan oleh serangan tersebut dapat diatasi.
Rekaman yang konon menunjukkan ledakan besar di pelabuhan itu dibagikan oleh komandan angkatan udara Ukraina Letjen Mykola Oleshchuk.
Gambar-gambar tersebut belum diverifikasi secara independen, namun citra satelit dari tanggal 24 Desember menunjukkan sebuah kapal di pelabuhan di Feodosiya yang tampaknya sama panjangnya dengan Novocherkassk.
Serangan hari Selasa ini bukan pertama kalinya Novocherkassk menjadi sasaran pasukan Ukraina. Pada bulan Maret 2022, kementerian pertahanan Ukraina melaporkan bahwa kapal tersebut telah rusak dalam serangan terhadap pelabuhan Berdyansk di Ukraina yang diduduki di mana kapal serbu amfibi lainnya, Saratov, ditenggelamkan.
Dalam sebuah postingan di Telegram, Letjen Oleshchuk menulis bahwa Novocherkassk telah mengikuti jejak Moskva – kapal andalan Armada Laut Hitam Rusia, yang tenggelam di Laut Hitam tahun lalu.
Rusia merebut dan mencaplok semenanjung Krimea dari Ukraina pada tahun 2014 dan pasukannya yang berbasis di sana memainkan peran penting dalam invasi besar-besaran ke Ukraina pada bulan Februari 2022.
Pasukan Rusia di Krimea telah berulang kali diserang oleh Ukraina. Bulan lalu, militer Ukraina mengatakan pihaknya telah menghancurkan 15 kapal angkatan laut Rusia dan merusak 12 lainnya di Laut Hitam sejak dimulainya perang Rusia.