Pabrik Nikel Morowali Dihentikan Pasca Ledakan Tungku yang Menewaskan 13 Orang

Nasional

MOROWALI, Actadiurma.id – Pihak berwenang Indonesia telah menghentikan operasi Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), sebuah perusahaan pengolahan nikel dan baja yang didanai Tiongkok, setelah ledakan tungku peleburan yang merenggut nyawa 13 orang pada Minggu pagi.

Perusahaan tersebut berlokasi di Kawasan Industri Morowali Indonesia di Kabupaten Morowali, provinsi Sulawesi Tengah.

Menurut polisi, kejadian tragis tersebut mengakibatkan kematian sembilan pekerja lokal dan empat pekerja Tiongkok, dengan sekitar 40 pekerja mengalami luka-luka, banyak di antara mereka menderita luka bakar parah.

Para pekerja yang terluka telah dipindahkan dari pusat kesehatan di kawasan industri ke Rumah Sakit milik pemerintah kota Morowali.

Investigasi awal mengungkapkan, ledakan terjadi sekitar pukul 05.30 Waktu Indonesia Tengah (21.30 Sabtu WIB) saat para pekerja sedang melakukan perbaikan tungku peleburan.

“Mengingat proses penyelidikan yang masih berjalan, operasional ITSS dihentikan,” Kapolda Sulteng Irjen. kata Jenderal Agus Nugroho saat jumpa pers, Minggu malam. “Kami mengantisipasi temuan segera dari penyelidikan.”

Mayoritas korban diidentifikasi sebagai mekanik yang terlibat dalam perbaikan tungku di lantai dua dan tiga fasilitas tersebut. ITSS adalah anak perusahaan dari Grup Tsingshan Abadi yang berbasis di Tiongkok. Proses peleburan nikel dikenal dengan bahaya yang ditimbulkannya, yaitu memerlukan suhu peleburan yang tinggi hingga mencapai 1.350 derajat Celcius untuk menghasilkan besi sulfida, yang biasa disebut matte.

Aktivis lokal Arko Tarigan mengungkapkan, antara Januari hingga September, telah terjadi 19 insiden terkait smelter nikel di Morowali yang mengakibatkan sedikitnya 16 korban jiwa.

Arko, juru kampanye dari kelompok non-pemerintah Trend Asia, juga menyebutkan bahwa dari tahun 2015 hingga 2022, lebih dari 50 pekerja kehilangan nyawa akibat kecelakaan kerja di pabrik Morowali.

Indonesia Morowali Industrial Park mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa ledakan tungku memicu ledakan berikutnya pada banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan.

Ledakan terjadi saat pekerjaan perbaikan. Saat itu, banyak tabung oksigen yang digunakan untuk pengelasan dan pemotongan logam terkait tungku, kata Dedy Kurniawan, juru bicara pengelola kawasan industri.

Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia Morowali Industrial Park memiliki 10 persen saham ITSS.