GAZA, Actadiurma.id – Situasi di Laut Merah selama beberapa waktu terus bergejolak menyusul semakin maraknya serangan terhadap kapal kargo yang berlayar di laut ini, tepatnya di sebelah barat Jazirah Arab yang memisahkan benua Asia dan Afrika.
Harga minyak diprediksi akan meroket pada akhir tahun ini hingga tahun 2024. Empat perusahaan pelayaran terbesar dunia yakni MSC, Maersk, Hapag-Lloyd, dan CMA CGM mengumumkan akan menghentikan sementara semua perjalanan melalui Laut Merah, menyusul serangkaian serangan di Selat Bab El Mandeb oleh pemberontak Houthi di Yaman. Kelompok pemberontak yang didukung Iran menargetkan kapal-kapal yang menuju Israel sebagai bagian dari aliansinya dengan Hamas.
Kamar Pelayaran Internasional memperkirakan sekitar 12% perdagangan dunia melewati jalur perairan sempit ini. “Harga minyak berdampak karena adanya ketegangan di Timur Tengah, harga minyak akan lebih tinggi, suka atau tidak suka,” kata Dr Karamperidis, analis perdagangan internasional dikutip dari Inews.co.uk, Senin. 18 Desember 2023.
Meskipun sebagian besar pengiriman minyak ke Inggris menjelang Natal dari wilayah tersebut sudah dilakukan, dampaknya terhadap rantai pasokan bisa sangat parah di awal tahun baru.
“Saat itu merupakan periode puncak bagi minyak,” kata Dr Karamperidis. Pada periode tersebut, suhu di Eropa berada pada titik terendah, dan harga minyak secara umum berada pada titik tertinggi.
Dia mengatakan serangan di Laut Merah terjadi ketika minyak Rusia diblokir. “Jika kita kehilangan 10% hingga 15% impor minyak dari Teluk, hal ini diperkirakan setara dengan total 30% hingga 40% kapasitas global,” kata Karamperidis.
Pakar pelayaran dan Direktur Red Sea Shipping Ltd, Kfir Magen, mengingatkan akan terjadi kenaikan tajam harga komoditas akibat lonjakan harga minyak.