JAKARTA, Actadiurma.id – Situasi keamanan yang rumit di Papua muncul sebagai titik fokus dalam debat calon presiden pada Selasa malam, yang menyebabkan perdebatan sengit antara Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Dalam beberapa tahun terakhir, Papua dilanda serangan mematikan terhadap warga sipil yang dilakukan oleh kelompok separatis, sehingga menghambat upaya untuk mendorong kemajuan ekonomi di wilayah miskin tersebut. Situasi ini diperparah dengan penculikan seorang pilot Selandia Baru oleh kelompok bersenjata, dan hingga saat ini individu tersebut masih menjadi sandera.
Anies mengaitkan permasalahan besar di Papua semata-mata karena ketidakadilan sosial, sehingga hal ini memicu tanggapan dari Prabowo.
“Mewujudkan keadilan sosial di Papua memang diperlukan, namun bukan hal yang simplistik Pak Anies. Kita harus mempertimbangkan faktor-faktor kompleks lainnya seperti geopolitik dan ideologi,” kata Prabowo.
Prabowo menggarisbawahi kompleksitas manajemen keamanan di Papua, dengan menyebutkan tantangan yang ditimbulkan oleh gerakan separatis dan dugaan adanya pengaruh eksternal, yang berbeda dengan tantangan yang dihadapi di wilayah lain di negara ini.
Ia berjanji untuk melanjutkan kebijakan pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo, dengan fokus pada pembangunan infrastruktur, dan memastikan kemakmuran ekonomi dan stabilitas politik di Papua.
“Presiden Jokowi telah memberikan perhatian yang besar terhadap Papua, lebih sering mengunjungi wilayah tersebut dibandingkan pendahulunya. Di bawah kepemimpinannya, perekonomian Papua menunjukkan perbaikan yang signifikan,” kata Prabowo.
Wacana antara Prabowo dan Anies meluas ke berbagai topik lainnya.
Menanggapi kritik Anies terhadap demokrasi Indonesia, Prabowo menjawab, “Jika demokrasi gagal di Indonesia, Anda tidak akan menjadi gubernur Jakarta.”
Prabowo juga mengejek Anies karena “menyalahkan angin” yang memperburuk polusi udara di Jakarta alih-alih mencari solusi konkrit saat ia menjadi gubernur ibu kota.