Nyamuk Rekayasa Genetik: Front Baru Melawan Demam Berdarah

Nasional

JAKARTA, Actadiurma.id – Dalam menghadapi meningkatnya demam berdarah, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, Indonesia telah mengambil langkah inovatif dengan melepaskan nyamuk hasil rekayasa genetika yang diinokulasi dengan bakteri ‘Wolbachia’ di lima kota. Langkah strategis yang meliputi Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang ini bertujuan untuk mengurangi kejadian demam berdarah, yang merupakan ancaman kesehatan masyarakat yang tengah melanda negara ini.

Fokus dari pendekatan unik ini adalah bakteri Wolbachia yang diketahui menghambat kemampuan nyamuk Aedes aegypti menularkan virus demam berdarah. Dengan merekayasa nyamuk-nyamuk ini dengan Wolbachia, para ilmuwan bertujuan untuk menciptakan garis pertahanan, memutus siklus penularan penyakit dan membatasi penyebarannya.

Namun, inisiatif inovatif ini bukannya tanpa tantangan. Evolusi nyamuk yang cepat telah berkontribusi pada peningkatan kematian akibat penyakit malaria dan masuknya virus yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah-wilayah baru. Kompleksitas rekayasa genetika untuk menghambat nyamuk pembawa malaria menghadirkan tantangan tersendiri sehingga memerlukan penelitian yang cermat dan berkelanjutan.
Demam Berdarah di Burkina Faso

Sejalan dengan upaya yang dilakukan Indonesia, Burkina Faso juga sedang bergulat dengan epidemi demam berdarah. Hanya dalam sebulan, penyakit ini merenggut nyawa 356 orang. Untuk memerangi wabah ini, pemerintah memulai kampanye besar-besaran, dengan menyemprotkan obat pembunuh nyamuk untuk menghentikan perkembangan epidemi. Situasi ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak akan solusi inovatif seperti nyamuk hasil rekayasa genetika, dan menyoroti potensi mereka dalam pengendalian penyakit.

Kesimpulannya, penggunaan nyamuk ber-Wolbachia di Indonesia menandai kemajuan signifikan dalam upaya memerangi demam berdarah. Namun, hal ini juga menggarisbawahi perlunya penelitian dan inovasi berkelanjutan untuk mengatasi tantangan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk yang terus berkembang.