Sempat Tertunda 1 Jam, Israel – Hamas Lakukan Pertukaran Tawanan ke-2

Internasional

GAZA, Actadiurma.id – Upaya Qatar dan Mesir menjadi mediator ditengah kebuntuan diplomasi Israel – Hamas patut diacungi jempol. Pada akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk melakukan penukaran tawanan gelombang kedua, setelah pada Jumat, 24 November 2023, gelombang pertama sudah dilakukan.

Hamas setuju untuk melepas 13 sandera warga Israel yang terdiri dari 8 anak-anak dan 5 orang wanita, ditambah 4 orang warga negara Thailand. Sementara Israel setuju untuk melepas 39 warga Palestina yang ditahan.

17 sandera yang dibebaskan Hamas diserahkan kepada Komite Palang Merah Internasional di Jalur Gaza untuk kemudian dibawa melalui Rafah menuju Mesir, sebelum diterbangkan ke Israel.

Komisi urusan tahanan Otoritas Palestina membenarkan bahwa bus Palang Merah yang membawa para tahanan telah meninggalkan penjara Ofer, di luar kota Ramallah, Tepi Barat, untuk membawa sandera ke Kota Al-Bireh.

Dimulainya kembali kesepakatan pertukaran tawanan pada Sabtu malam (25/11/2023) terjadi setelah hari yang menegangkan di mana muncul banyak keraguan bahwa gencatan senjata betul-betul akan tercipta.

Hamas bahkan sempatbmengancam akan menunda pertukaran sandera-tahanan yang kedua ini, dengan alasan bahwa Israel telah mengingkari sebagian dari perjanjian tersebut.

Kelompok bersenjata yang menguasai Gaza ini mengatakan Israel tidak mengizinkan bantuan yang cukup untuk mencapai Gaza utara dan belum membebaskan tahanan Palestina sesuai ketentuan yang disepakati.

Seorang pejabat Hamas, Osama Hamdan, dalam jumpa pers di Lebanon pada Sabtu malam menuduh Israel sengaja “bermain-main dengan nama” tahanan yang akan dibebaskan, dan menuduh tentara Israel telah menembaki warga Gaza yang mencoba kembali ke rumah mereka di wilayah utara.

Sebaliknya Israel menuding milisi Hamas telah meluncurkan serangan roket hanya 15 menit setelah kesepakatan gencatan senjata dicapai.

Israel bahkan mengancam akan mengakhiri kesepakatan gencatan senjata empat hari jika Hamas tidak segera membebaskan kelompok sandera kedua.

“Kami mendukung kerangka kerja kami.” kata juru bicara militer Israel, Letkol Richard Hecht.

Ditengah kekhawatiran rusaknya gencatan senjata dan pertukaran tawanan ini, secara tiba-tiba pada Sabtu malam, Hamas mengumumkan melalui saluran Telegram resminya bahwa mereka akan melanjutkan pembebasan para sandera setelah Qatar dan Mesir menjamin komitmen Israel akan membebaskan 39 warga Palestina sebagai gantinya.