GAZA, Lintasbabel.iNews.id – Satu bulan pasca meletusnya perang Israel – Hamas, situasi kota Gaza khususnya wilayah utara semakin mencekam. Ditengah pengeboman dan invasi pasukan darat IDF, akses internet dikawasan tersebut dimatikan sehingga Gaza benar-benar terisolir dari dunia luar.
Pengeboman besar-besaran terus berlangsung sepanjang malam di seluruh Gaza seiring dengan jumlah korban tewas yang terus meningkat. Setidaknya 9.770 warga Palestina tewas dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober.
Lebih dari 1.400 orang tewas di Israel. Para pemimpin kelompok Fatah Palestina mengecam apa yang mereka gambarkan sebagai “perang pemusnahan biadab” Israel dan meminta masyarakat internasional untuk menghentikan perang tersebut.
UNRWA, badan pengungsi Palestina PBB, mengatakan pihaknya tidak dapat menjangkau “sebagian besar” timnya di Gaza karena gangguan komunikasi.
Direktur CIA William Burns mengunjungi Timur Tengah ketika Amerika Serikat menghadapi tekanan untuk mengendalikan serangan tanpa henti dan menyerukan gencatan senjata.
Warga sipil putus asa untuk mengevakuasi rumah mereka di al-Shati Kota Gaza karena pemboman yang terus berlanjut Al Jazeera Arab melaporkan bahwa warga sipil yang tinggal di kamp pengungsi al-Shati di Gaza utara mencoba meninggalkan rumah mereka ketika Israel mengebom sasaran di Kota Gaza pada Senin pagi (6/11/2023).
Banyak warga sipil tidak dapat mengungsi dari rumah mereka di utara ke wilayah selatan Gaza karena kurangnya jalur keamanan. Meskipun Israel mengklaim bahwa rute aman telah ditetapkan untuk perjalanan.
(sumber: aljazeera.com)