Hamas Tawarkan Gencatan Senjata Sebagai Syarat Pembebasan Sandera

Internasional

KAIRO, Actadiirma.id – Saluran Televisi Al Arabiya melaporkan bahwa  gerakan radikal Jihad Islam Palestina Hamas, mengajukan gencatan senjata sebagai syarat bagi pembebasan sekitar 200 orang yang disandera sejak serangan 7 Oktober 2023.

“Kami akan membebaskan sandera sipil asing jika perjanjian gencatan senjata sementara tercapai,” saluran Al Arabiya TV mengutip pernyataan kelompok radikal Hamas.

Sementara Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan pada tanggal 2 November bahwa setidaknya 242 sandera ditahan di Jalur Gaza.

Ketegangan kembali berkobar di Timur Tengah pada tanggal 7 Oktober ketika militan Hamas melancarkan serangan gegabah ke wilayah Israel dari Jalur Gaza, membunuh penduduk pemukiman perbatasan Israel dan menyandera lebih dari 200 orang, termasuk wanita, anak-anak dan orang tua.

Hamas menggambarkan serangannya sebagai respons terhadap tindakan agresif otoritas Israel terhadap Masjid Al-Aqsa di Temple Mount di Kota Tua Yerusalem.

Israel telah mengumumkan blokade total terhadap Jalur Gaza dan melancarkan serangan udara yang diikuti serangan darat ke Gaza utara serta beberapa wilayah di Lebanon dan Suriah. Bentrokan juga terjadi di Tepi Barat.

Konflik semakin meluas setelah militan Hizbullah ikut memasuki pertempuran dengan membuka front diperbatasan Israel-Lebanon, dan milisi Houthi yang juga ikut melakukan serangan roket terhadap wilayah Israel.