SELAT TAIWAN, Actadiurma.id – Republik Rakyat China (RRC) atau Tiongkok murka setelah kapal perang Amerika Serikat (AS) dan Kanada melintasi selat Taiwan. Konvoi kapal perang ini dinilai sebagai tindakan provokasi ditengah situasi memanas dikawasan tersebut.
Militer Tiongkok disiagakan penuh menyusul aktifitas kapal perang asing diperairan selat Taiwan pada Kamis, 2 November 2023. USS Rafael Peralta, kapal perusak kelas Arleigh Burke berbendera AS dan kapal fregat kelas Halifax milik Angkatan Laut Kanada HMCS Ottawa diketahui melintasi selat Taiwan.
Menurut keterangan Angkatan Laut AS, keberadaan kapal-kapal perang tersebut hanya melakukan transit rutin melalui selat Taiwan dan tidak sedang menjalankan misi tempur ataupun tindakan permusuhan, sekaligus menegaskan bahwa ketiganya masih berada di jalur perairan internasional,
Armada Ketujuh AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa transit tersebut dilakukan sesuai dengan hukum internasional.
“melalui koridor di Selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun. Kerja sama seperti ini mewakili inti dari pendekatan kita terhadap kawasan yang aman dan sejahtera di mana pesawat dan kapal dari semua negara dapat terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional.” bunyi pernyataan Armada ke-7
Sementara Juru bicara komando Teater Timur Tiongkok, Kolonel Shi Yi mengecam aktifitas tersebut yang dinilainya sebagai “kehebohan publik.”
“Pasukan di kawasan itu tetap dalam siaga tinggi, dan dengan tegas akan melindungi kedaulatan dan keamanan nasional serta perdamaian dan stabilitas regional,” kata Kol. Senior Shi Yi
Lintasan kapal tersebut terjadi setelah dua kapal perang milik AS dan Kanada berlayar melalui jalur air sempit yang memisahkan pulau tersebut dan daratan Tiongkok.
Pada 9 September 2023, Amerika Serikat dan sekutu Baratnya telah meningkatkan “kebebasan navigasi” penyeberangan kapal angkatan laut di Selat Taiwan dan Laut Cina Selatan yang disengketakan, untuk sehingga membuat marah Beijing.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan pada hari Kamis bahwa pihaknya memantau jalur tersebut pada Rabu malam, namun menambahkan bahwa “situasinya normal”.
Tiongkok, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya yang akan direbut suatu hari nanti, telah meningkatkan tekanan militer dan politik terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri tersebut
ketika hubungan keduanya memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Pada bulan September, Tiongkok mengirim 103 pesawat ke Taiwan dalam waktu 24 jam, yang digambarkan Taipei sebagai “tingkat tertinggi baru-baru ini”.