Inflasi di Babel Meningkat,  BI  Singgung Ketergantungan Pasokan Pangan

Lokal

PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Bank Indonesia  Perwakilan Bangka Belitung mencatat  Inflasi di Babel perlu perhatian Pemerintah Daerah dalam mendorong program pengendali inflasi  hal ini dilakukan  upaya menekan  angka inflasi yang terus naik.

Deputi Kepala Perwakilan BI Babel, Agus Taufik mengungkapkan upaya  mendorong program-program pengendali inflasi melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yaitu guna  mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar Bangka Belitung

“Upaya-upaya tersebut melibatkan kelompok tani, pondok pesantren, kelompok wanita tani, PKK, dan mitra lainnya guna mengurangi ketergantungan terhadap pasokan pangan dari luar Bangka Belitung,” kata Deputi Kepala Perwakilan BI Babel, Agus Taufik, Selasa (3/10/2023)

Dikatakan Agus  salah satu contoh  upaya pengendali Inflasi yaitu seperti  program Kelurahan Tanggap Inflasi di Kelurahan Sinar Bulan dan Kelurahan Bukit Besar, Pangkalpinang yang melibatkan dua Kelompok Wanita Tani (KWT) yang fokus pada tanaman hidroponik dan budidaya ikan lele.

Hingga September 2023, kedua KWT tersebut telah melaksanakan 34 kali panen masing-masing sebesar 673,5 kilogram dan 171,8 kilogram.

“Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat menjaga angka inflasi Bangka Belitung pada tahun 2023 dapat terjaga pada kisaran target yang ditetapkan pemerintah yaitu 3+1 persen,

Selain itu berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babe)  gabungan dua kota di Babel pada September 2023 mengalami inflasi 0,90 persen (mtm) atau 3,55 persen (yoy). 

Secara tahunan, angka inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan lalu sebesar 3,45 persen (yoy), dan berada di atas angka inflasi nasional 2,28 persen (yoy). Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender tercatat sebesar 3,05 persen (ytd). 

Inflasi bulanan (mtm) gabungan 2 kota di Bangka Belitung terutama disumbangkan oleh komoditas beras, cumi-cumi, dan ikan bulat. Sedangkan inflasi tahunan (yoy) terutama bersumber dari komoditas beras, angkutan udara, dan filter rokok kretek.

Editor : Yossi Nurmansyah/Tri Winardi