JAKARTA, Actadiurma.id – Indonesia mempunyai potensi besar dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik terapung untuk memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
“Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki lautan luas sebenarnya bisa menempatkan lokasi panel surya tersebut,” kata Peneliti Metalurgi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Aga Ridhova pada Kolokium Metalurgi yang dipantau di Jakarta, Jumat (27/10). /2023).
Di Pulau Sumatera potensi energi surya mencapai 48.000 terawatt hour (TWh) per tahun dengan potensi PLTS terapung sebesar 94,7 persen, Pulau Jawa dan Kepulauan Sunda Kecil potensi 11.500 TWh dengan potensi PLTS terapung sebesar 11.500 TWh. 53,8 persen, dan Kalimantan memiliki potensi energi surya sebesar 29.400 TWh dengan potensi energi surya terapung sebesar 97,3 persen
Kemudian Sulawesi memiliki potensi energi surya terapung sebesar 50.200 TWh sebesar 96,9 persen, serta Maluku dan Papua yang memiliki potensi energi surya sebesar 51.200 TWh dengan potensi energi surya terapung mencapai 99,7 persen.
“Potensi sel surya di Indonesia sangat besar, tidak hanya bisa dimanfaatkan di darat, tapi juga fotovoltaik terapung di lokasi yang sangat strategis. Sekarang yang dimanfaatkan baru satu lokasi yaitu Waduk Cirata di Jawa Barat,” kata Aga.
Kebutuhan energi di Indonesia saat ini berkisar 300 TWh. Sementara kebutuhan energi diperkirakan mencapai 9.000 TWh pada tahun 2050.
Editor : Yossi Nurmansyah