PANGKALPINANG, Actadiurma.id – Komika Kiky Saputri curhat dan menumpahkan kekecewaannya di twitter usai program TV yang diampunya banyak mendapat pemenggalan alias mengalami pemyensoran oleh pihak stasiun TV tempat program ini ditayangkan.
Baru-baru ini sebuah acara komedi yang ditayangkan di salah satu tv nasional yang dipandu oleh Andre Taulany, Wendi Cagur, Kiky Saputri dan kawan-kawan itu mendatangkan Ganjar Pranowo sebagai bintang tamu. Seperti biasa, bintang tamu yang hadir disana harus menerima di-roasting oleh Kiky Saputri.
“Semoga roastingan saya ga ada yang di cut ya Pak.” tulis Kiky di akun twitternya ditambahi emoticon senyum, merespon promosi acara yang hendak ditayangkan tersebut.
Dalam acara tersebut, Ganjar Pranowo tampil sebagai driver ojol lengkap dengan pakaiannya.
“Lho lho lho.. gak bahaya ta? Kok berani-beraninya undang bapak ini kesini?” kata Kiky dalam dialog.
“Lho kenapa? Ini ojol lho,” ujar Andre Taulany.
Kiky pun tampak mengendus sesaat ke arah Ganjar, kemudian berkata “Ojol biasa kan baunya bau matahari, ini kan bau-baunya mau cari suara,”
Sontak dialog itu pun menuai sorakan penonton. Saat itu juga, wajah masam Ganjar menjadi sorotan yang kemudian ramai menjadi perbincangan netizen di twitter.
Banyak yang menyindir calon presiden tersebut baperan. Tak sedikit yang akhirnya membanding-bandingkan dirinya dengan Anies Baswedan yang juga pernah diroasting Kiky di acara yang sama.
Tak hanya itu, durasi program yang sangat singkat turut mengundang pertanyaan netizen mungkinkah acara tersebut banyak di-cut (disensor).
Merespon kegaduhan netizen, Kiky pun membalas beberapa pertanyaan netizen yang berujung dirinya mengakui bahwa program tersebut memang banyak dipangkas.
“Observasinya setengah mati, begadangnya 2 hari, eh di cut sesuka hati”tulis Kiky lagi.
Selain ramai sindiran terhadap Ganjar Pranowo yang dinilai netizen baperan, tidak sedikit pula yang turut mencaci Kiky Saputri karna dianggap telah menggiring opini publik. Namun banyak juga yang memberikan dukungan untuknya atas keberaniannya mengkritisi pejabat dan petinggi politik lainnya.